BBN Airlines Indonesia, bagian dari perusahaan penerbangan global Avia Solutions Group (ASG), telah mengumumkan bahwa mereka telah menerima izin operator asing (FOP) dari Otoritas Penerbangan Sipil Singapura (CAAS). Izin baru ini merupakan lisensi luar negeri kedua yang diberikan kepada maskapai spesialis ACMI (Aircraft, Crew, Maintenance, Crew) pada tahun 2024 dan akan memungkinkan maskapai untuk berekspansi ke pasar-pasar baru di Asia dan membangun portofolio maskapai pelanggannya saat ini di kawasan tersebut.
Penghargaan FOP yang diberikan oleh Singapura merupakan tonggak penting bagi maskapai yang pertama kali didirikan pada bulan Agustus 2022 di Jakarta, Indonesia. Maskapai ini telah berkembang pesat sejak didirikan dan kini mengoperasikan enam pesawat Boeing 737. Ini termasuk tiga pesawat penumpang 737-800 yang dioperasikan dalam tata letak kelas ekonomi yang menawarkan hingga 189 kursi, ditambah dua pesawat kargo Boeing 737-800 dan satu pesawat kargo 737-400, yang terakhir bergabung dengan armada pada bulan November 2023.
“Izin ini mencerminkan keunggulan yang ditunjukkan dalam memenuhi aspek-aspek rinci dari peraturan keselamatan penerbangan internasional yang ketat, yang selanjutnya menambah kredibilitas maskapai seiring dengan ekspansi kami,” kata Martynas Grigas, Ketua di Maskapai BBN Indonesia“Izin ini merupakan peningkatan kredibilitas dan kemampuan yang memberdayakan kami untuk memberikan keuntungan ACMI, seperti fleksibilitas, dan efisiensi biaya, kepada lebih banyak pelanggan di Singapura dan wilayah sekitarnya seiring dengan pertumbuhan maskapai di pasar Asia dengan ACMI.”
Meskipun awalnya diluncurkan sebagai maskapai kargo khusus ACMI pada tahun 2022, maskapai ini telah melebarkan sayapnya ke operasi sewa-guna-usaha penumpang komersial. Pada bulan Agustus 2024, perusahaan mengumumkan telah mendapatkan Sertifikat Operator Udara Angkutan Udara Asing (FATAOC) dari Otoritas Keselamatan Penerbangan Sipil (CASA) Australia, yang memungkinkan maskapai untuk mengoperasikan penerbangan ke dan dari negara tersebut, memperluas jangkauannya di luar Indonesia.
Dengan pertumbuhan yang solid sejak mulai beroperasi, maskapai ini menargetkan total armada operasional sejumlah 40 pesawat pada tahun 2027.
Perluasan maskapai ini merupakan bagian dari strategi pertumbuhan ASG yang lebih luas, yang memiliki beberapa maskapai lain, termasuk SmartLynx Airlines, Avion Express, Ascend Airways, KlasJet, AirExplore, Skytrans, dan Magma Aviation. Secara total, ASG memegang sembilan Sertifikat Operator Udara (AOC) di Eropa, Indonesia, Thailand, dan Australia. Grup ini mengoperasikan armada pesawat sebanyak 214 pesawat.
Selain operasi maskapai, ASG juga menawarkan berbagai layanan penerbangan, termasuk Perawatan, Perbaikan, dan Perombakan (MRO), perekrutan dan pelatihan pilot dan kru, penanganan darat, dan layanan terkait lainnya, termasuk AeroTime dan AviationCV.com.