ank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah setelah pertemuan kebijakan pada hari Rabu, namun menyatakan pihaknya siap untuk melakukan pemotongan jika waktunya tepat, karena berupaya untuk mengelola nilai tukar rupiah di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik.
Setelah rapat kebijakan bulanan pada hari Rabu, Gubernur BI Perry Warjiyo mengumumkan bahwa BI Rate akan tetap pada 6 persen untuk menjamin stabilitas nilai tukar.
“Kami melihat ruang untuk penurunan suku bunga ke depan. Waktu dan besarannya, akan kami ukur. Ini akan bergantung pada data. Arahnya adalah (menuju pemotongan lebih lanjut). Untuk bulan ini karena ketidakpastian global, kami fokus dulu pada stabilitas nilai tukar rupiah,” kata Perry.
Pada bulan September, BI memangkas suku bunga utamanya sebesar 25 basis poin (bps), penurunan pertama setelah BI memulai serangkaian kenaikan suku bunga mulai Agustus 2022 yang menaikkan acuan biaya pinjaman domestik sebesar 250 bps ke level tertinggi. sebesar 6,25 persen pada bulan April tahun ini.
Pada bulan September juga, Bank Sentral AS (Federal Reserve) memangkas suku bunga acuannya sebesar 50bps, beberapa jam setelah BI menurunkan suku bunganya sebesar setengahnya.
Baca juga: BI memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin
BI yakin Bank Sentral AS akan menurunkan Suku Bunga Federal (Federal Funds Rate/FFR) sebesar 25 bps pada bulan November dan 25 bps lagi pada bulan Desember, yang akan menjadikan total penurunan suku bunga pada tahun ini menjadi 100 bps. Tahun depan, bank sentral memperkirakan FFR akan dipangkas tiga atau empat kali lagi, dengan total penurunan sebesar 75 hingga 100 bps.