Defisit Indonesia dengan Tiongkok Naik Dua Kali Lipat, Jadi ,7 Miliar

Jakarta. Defisit Indonesia dengan mitra dagang utamanya China meningkat lebih dari dua kali lipat pada bulan Juli, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pada hari Kamis.

China menjadi penyumbang defisit terbesar dalam neraca perdagangan internasional nonmigas Indonesia pada bulan Juli. Data BPS menunjukkan bahwa impor barang-barang China oleh Indonesia telah melampaui apa yang dikirim Jakarta ke Beijing. Bulan lalu, ekspor barang-barang Indonesia ke China mencapai $4,8 miliar. Namun, impor Indonesia dari China berjumlah $6,5 miliar.

Hal ini mengakibatkan defisit Indonesia dengan China meroket hingga $1,7 miliar pada bulan Juli, menandai peningkatan lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan defisit $682 juta dengan Beijing yang tercatat pada bulan sebelumnya. Angka-angka terbaru ini juga lebih dari dua kali lipat dari defisit $635,7 juta pada bulan Juli 2023.

“Mesin dan peralatan mekanik menjadi penyumbang defisit terbesar terhadap ekspor kita dengan Tiongkok pada bulan Juli (US$1,52 miliar), diikuti oleh mesin dan peralatan listrik (US$1,2 miliar),” kata Pelaksana Tugas Kepala BPS, Amalia A Widyasanti dalam jumpa pers.

Data menunjukkan bahwa kendaraan dan bagian-bagiannya menyumbang sekitar $343 juta terhadap defisit Jakarta dengan Beijing.

Defisit yang dialami Indonesia dengan Australia — penyumbang terbesar kedua terhadap saldo negatif — mencapai $602,8 juta pada bulan Juli. Angka ini masih kurang dari setengah defisit dengan Beijing.

Baik Indonesia maupun China merupakan bagian dari pakta perdagangan terbesar di dunia, Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP), yang memungkinkan para penandatangannya menikmati penghapusan tarif yang besar. ASEAN — di mana Indonesia menjadi anggotanya — berharap dapat meningkatkan ketentuan perjanjian perdagangannya dengan China paling lambat tahun ini.

Menurut BPS, Indonesia mengekspor barang nonmigas sekitar $2,61 miliar lebih banyak daripada yang diimpornya pada bulan Juli. Namun, negara kepulauan itu mencatat defisit $2,13 miliar dalam perdagangan migas. Angka-angka ini membuat Indonesia mencapai total surplus sekitar $470 juta bulan itu. Hal ini juga membuat Indonesia mencatatkan neraca perdagangan positif selama 51 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Tag: Kata Kunci:

Sumber