Ekonomi Indonesia Diproyeksikan Tetap Tangguh

Komitmen berkelanjutan terhadap reformasi diperlukan untuk memaksimalkan potensi bisnis

Prospek Ekonomi Indonesia Juni 2024

Perekonomian Indonesia diperkirakan tumbuh dengan kecepatan yang stabil di tahun-tahun mendatang, didorong oleh peningkatan belanja publik, meningkatnya investasi bisnis, dan permintaan konsumen yang stabil, kata Bank Dunia hari ini dalam laporan baru.

Pertumbuhan produk domestik bruto Indonesia diperkirakan mencapai rata-rata 5,1% per tahun dari tahun 2024 hingga 2026, demikian laporan Prospek Ekonomi Indonesia Bank Dunia, meskipun adanya hambatan dari meredanya lonjakan komoditas, meningkatnya volatilitas harga pangan dan energi, serta meningkatnya ketidakpastian geopolitik.

“Kinerja ekonomi Indonesia yang sukses sebagian besar berkat kerangka kebijakan makroekonomi pemerintah yang kuat, yang membantu menarik investasi,” dikatakan Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Carolyn Turk. “Penting untuk menjaga kebijakan makro yang bijaksana, kredibel, dan transparan, sekaligus menciptakan ruang fiskal yang memungkinkan prioritas belanja pada perlindungan sosial dan investasi pada sumber daya manusia dan infrastruktur.”

Meningkatnya harga pangan mengangkat inflasi utama musim semi ini. Harga konsumen naik 2,8% dari tahun sebelumnya pada bulan Mei, naik dari kenaikan 2,6% tahun ke tahun pada bulan Januari. Kondisi iklim yang buruk mengurangi panen beras dalam negeri dan memengaruhi harga pangan secara lebih luas. Inflasi utama diperkirakan akan mencapai rata-rata sekitar 3% pada tahun 2024.

Pada bulan April 2024, Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuannya sebesar seperempat poin persentase menjadi 6,25%, level tertinggi sejak tahun 2016. Kenaikan suku bunga terjadi karena bank sentral di negara maju menunda pemangkasan suku bunga kebijakan yang diantisipasi, yang memicu aliran keluar portofolio dan investasi lainnya yang signifikan, dan menyebabkan tekanan mata uang di Indonesia dan pasar berkembang lainnya. Bank Indonesia diperkirakan akan mulai memangkas suku bunga tahun depan.

Pemerintah meningkatkan belanja sosial dan investasi publik sementara pendapatan menurun karena meredanya keuntungan komoditas. Utang publik diproyeksikan tetap stabil.

Laporan ini juga menyoroti empat tantangan struktural yang muncul: meningkatnya konsentrasi di sektor manufaktur, perlambatan dalam mengurangi kesenjangan pendapatan regional, pertumbuhan upah yang lebih lemah dan meningkatnya kesenjangan sejak pandemi COVID-19, dan terbatasnya mobilitas geografis angkatan kerja, yang mempersulit pencocokan pekerja dengan pekerjaan dan lokasi yang mengarah pada peningkatan standar hidup.

Bagian kedua laporan ini berfokus pada jalur Indonesia menuju ekonomi yang lebih dinamis dan produktif—dan mencapai tujuannya untuk naik dari status pendapatan menengah ke status pendapatan tinggi pada tahun 2045.

“Peningkatan investasi dan dinamisme sektor swasta diperlukan untuk mempercepat pertumbuhan jangka panjang,” dikatakan Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Habib Rab. “Hal ini memerlukan reformasi regulasi yang membantu membuka pasar dan meningkatkan produktivitas perusahaan di bidang manufaktur dan jasa.”

Prospek Ekonomi Indonesia didukung oleh pendanaan dari Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia.

Sumber