Era Jokowi Melihat Semakin Banyak Masyarakat Indonesia yang Tidak Memiliki Uang Tunai

Jakarta. Indonesia telah menyaksikan banyak perubahan besar selama 10 tahun terakhir setelah kepemimpinan Presiden Joko “Jokowi” Widodo, namun salah satu perubahan yang paling nyata adalah semakin banyaknya masyarakat yang tidak menggunakan uang tunai.

Indonesia memiliki Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang memungkinkan orang cukup memindai kode batang QR untuk melakukan pembelian. QRIS — diucapkan sebagai “keris” — sudah menjadi hal yang lumrah di Indonesia dibandingkan peluncurannya pada Agustus 2019, dan tidak hanya terbatas pada toko-toko besar saja. Bahkan pedagang kaki lima kecil di Indonesia pun sudah menempelkan stiker barcode QRIS di gerobaknya.

Pandemi Covid-19 memaksa banyak toko hanya menerima pembayaran digital. Meskipun pemerintah sudah lama mencabut pembatasan tersebut, banyak toko yang sudah terbiasa hanya menerima pembayaran tanpa uang tunai. Meningkatnya tren pembayaran tanpa uang tunai juga bukan hal yang mengejutkan karena jumlah pengguna internet di Indonesia meningkat dua kali lipat dibandingkan ketika Jokowi pertama kali menjadi presiden pada tahun 2014.

Bank Indonesia, bank sentral negara, baru-baru ini melaporkan bahwa pengguna QRIS di seluruh nusantara berjumlah 53,3 juta orang hingga kuartal III 2024. Sekitar 34,23 juta merchant juga menerima pembayaran QRIS. Transaksi QIRS juga melonjak hingga 209,61 persen year-on-year, mencapai Rp 188,36 triliun (hampir $12,2 miliar) pada Q3-2024. Banyak dari pedagang ini juga merupakan penjual skala kecil, khususnya yang menjual makanan dan minuman.

“Selama 5 tahun terakhir, kita telah menyaksikan transformasi digital yang pesat. Pembayaran dan keuangan digital telah menyelamatkan perekonomian nasional dari dampak pandemi Covid-19,” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, belum lama ini.

Era Jokowi Melihat Semakin Banyak Masyarakat Indonesia yang Tidak Memiliki Uang Tunai
Seorang pelanggan membayar menggunakan barcode QRIS di Cimahi, Jawa Barat, pada 20 September 2024. (Antara Foto/Abdan Syakura)

Sebelumnya, Jokowi pernah mengatakan ingin melihat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia tidak ketinggalan dalam booming non-tunai. UMKM berkontribusi sekitar 61 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) negara. Jumlah tersebut setara dengan sekitar Rp 9,580 triliun. Jokowi juga berharap agar UMKM tersebut bisa memanfaatkan pembayaran kode QR Indonesia dengan negara lain. Sebagai referensi, QRIS Indonesia kini terhubung dengan beberapa mitranya di ASEAN, termasuk Thailand dan Malaysia. Dengan kata lain, wisatawan Thailand dan Malaysia dapat membayar dalam mata uang masing-masing dengan memindai kode QR yang tersedia di ponsel mereka. Begitu pula dengan wisatawan Indonesia yang berwisata ke kedua negara tersebut.

“Saya mendorong tautan pembayaran QR ini. Ini akan memudahkan UMKM dan sektor pariwisata kita dalam berinteraksi dengan wisatawan internasional,” kata Jokowi saat meluncurkan sistem pembayaran QR lintas batas di Jakarta pada tahun 2022 lalu.

Tag: Kata Kunci:

Sumber

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here