JAKARTA, Indonesia — Sedikitnya sembilan orang tewas setelah Gunung Lewotobi Laki-Laki di bagian timur Indonesia meletus pada hari Minggu, memuntahkan gumpalan lava yang eksplosif dan memaksa pihak berwenang untuk mengevakuasi beberapa desa terdekat, kata para pejabat pada hari Senin.
Gunung Lewotobi Laki-Laki yang terletak di Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur, meletus pada Minggu pukul 23.57 waktu setempat (11.57 WIB), menyemburkan kolom lava merah menyala, abu vulkanik, dan batuan pijar, Hadi Wijaya , juru bicara Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, mengatakan Senin.
“Setelah letusan terjadi pemadaman listrik, kemudian terjadi hujan dan petir besar sehingga menimbulkan kepanikan warga,” ujarnya kepada Reuters seraya menambahkan bahwa pihak berwenang telah menaikkan status gunung berapi tersebut ke level IV atau tertinggi.
Badan tersebut telah merekomendasikan pembersihan radius lebih dari 4 mil.
Lava api dan bebatuan menghantam pemukiman terdekat sekitar 2 mil dari kawah, membakar dan merusak rumah warga, kata Hadi.
Hingga Senin pagi, sedikitnya sembilan orang tewas, kata Heronimus Lamawuran, pejabat setempat di wilayah Flores Timur, seraya menambahkan bahwa letusan tersebut telah berdampak pada tujuh desa.
“Kami sudah mulai mengevakuasi warga sejak pagi tadi ke desa lain” yang letaknya sekitar 13 mil dari kawah, ujarnya.
Desa-desa terdekat tertutup abu vulkanik tebal pada Senin pagi, tambah Heronimus.
Pihak berwenang masih mendata jumlah pengungsi dan bangunan rusak.
Indonesia terletak di “Cincin Api Pasifik”, sebuah wilayah dengan aktivitas seismik tinggi di atas beberapa lempeng tektonik.
Letusan ini menyusul serangkaian letusan gunung berapi berbeda di Indonesia. Pada bulan Mei, gunung berapi di pulau terpencil Halmahera, Gunung Ibu, menyebabkan warga dari tujuh desa dievakuasi.
Sulawesi Utara Ruang gunung berapi juga meletus pada musim semi, mendorong pihak berwenang untuk mengevakuasi lebih dari 12.000 orang.
Desember lalu, terjadi letusan mengejutkan di Gunung Marapi di provinsi Sumatera Barat menewaskan dua lusin pendaki dalam perjalanan mendaki gunung setinggi hampir 9.480 kaki itu.