Indonesia dan Tiongkok Perkuat Kolaborasi Energi dengan Fokus pada Energi Bersih dan Stabilitas Investasi

Foto arsip Indonesia dan Tiongkok perkuat kerja sama energi dengan fokus pada energi bersih dan stabilitas investasi

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia Bahlil Lahadalia secara resmi membuka Forum Energi Indonesia-Tiongkok (ICEF) ke-7 di Kuta Selatan, Bali, yang menegaskan komitmen negara untuk menjaga stabilitas investasi Tiongkok dan memajukan proyek energi kolaboratif.

Dalam acara pembukaan, Menteri Bahlil menyambut baik para investor Tiongkok, seraya menyoroti potensi besar bagi pengembangan bisnis bersama. “Forum ini merupakan kesempatan untuk mengeksplorasi dan menetapkan strategi yang tepat bagi pertumbuhan bersama kita,” kata Bahlil, seraya menggarisbawahi peran penting sektor energi dalam mendorong kemajuan ekonomi dan teknologi.

jinko

Bahlil menekankan pentingnya transisi energi dalam memenuhi komitmen dekarbonisasi global. “Indonesia berkomitmen untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) di sektor energi. Kami telah mengembangkan peta jalan yang komprehensif untuk memandu upaya kami,” katanya.

Pemerintah Indonesia menawarkan peluang kerja sama kepada Tiongkok, dengan memanfaatkan sumber daya Energi Baru dan Terbarukan (EBT) yang melimpah di negara ini, termasuk proyek-proyek hidroelektrik besar di Kayan dan Mamberamo. “Proyek-proyek ini menghadirkan peluang kerja sama yang signifikan. Kita perlu bekerja sama untuk mewujudkan potensi penuhnya,” imbuh Bahlil.

Fokus masa depan akan diarahkan pada upaya hilirisasi yang berorientasi pada energi dan industri hijau. “Listrik sangat penting untuk menerapkan kebijakan hijau kita,” Bahlil menjelaskan. Strategi tersebut mencakup transisi ke sumber energi terbarukan seperti tenaga surya, hidro, panas bumi, dan hidrogen, sekaligus menghentikan pembangkit listrik tenaga batu bara dan mengadopsi teknologi rendah emisi seperti CCS/CCUS.

Bahlil juga menyinggung pentingnya menyeimbangkan pengembangan energi fosil dengan infrastruktur energi bersih. “Kami tengah mengevaluasi kebutuhan energi domestik dan pertimbangan ekonomi secara cermat,” katanya.

Dalam sambutan penutupnya, Bahlil menyampaikan rasa terima kasih kepada pemerintah Tiongkok atas penyelenggaraan forum tersebut dan menyambut baik kerja sama di masa mendatang. “Kerja sama ini sangat penting untuk saling menguntungkan dan memberikan kenyamanan dalam berinvestasi,” tegasnya.

Administrator Administrasi Energi Nasional (NEA) Tiongkok Zhang Jianhua menyuarakan sentimen serupa, menyoroti prospek kemitraan bilateral yang menjanjikan. “Visi bersama kami dalam pengembangan energi menempatkan kami pada posisi yang baik di pasar internasional,” kata Zhang, seraya mencatat potensi transfer teknologi dan sumber daya manusia untuk meningkatkan keamanan energi domestik.

Sumber