Menteri Investasi Rosan Roeslani mengatakan Indonesia perlu meningkatkan pasokan energi terbarukan untuk memenuhi target menarik investasi sebesar Rp 1,65 kuadriliun (US$106,24 miliar) tahun ini dan Rp 1,9 kuadriliun tahun depan.
Menteri tersebut, yang baru menjabat pada tanggal 19 Agustus, memperingatkan bahwa kegagalan memenuhi permintaan energi ramah lingkungan yang terus meningkat dari dunia usaha dapat mendorong calon investor ke tempat lain.
“Beberapa investor, seperti penyedia pusat data, telah menunjukkan minat untuk berinvestasi di Indonesia tetapi kemudian memutuskan untuk mundur dan mengalihkan investasi mereka ke negara lain seperti Malaysia karena mereka menginginkan energi ramah lingkungan,” jelas Rosan dalam konferensi pers untuk mengumumkan investasi terbaru. angka pada hari Selasa.
Rosan mengatakan, kunci untuk mencapai pertumbuhan produk domestik bruto lebih dari 5 persen terletak pada menarik lebih banyak investasi dan meningkatkan ekspor, yang keduanya masih memiliki ruang untuk tumbuh.
“Konsumsi domestik (swasta) kita menyumbang sekitar 53 persen (dari PDB), diikuti oleh investasi dan belanja pemerintah masing-masing sekitar 25 dan 8 persen. Nilai ekspornya masih belum signifikan. Oleh karena itu, tema investasi kami (masa depan) akan berbasis pada energi bersih dan bisnis berorientasi ekspor,” ujarnya.
Baca juga: PLN mengincar 60% peran swasta dalam pengembangan energi terbarukan
Indonesia mencatat investasi langsung sebesar Rp 431,5 triliun pada kuartal ketiga tahun ini, meningkat 15,24 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun, pertumbuhan kuartal-ke-kuartal (qoq) melambat menjadi hanya 0,7 persen, dibandingkan dengan lonjakan 6,7 persen pada kuartal sebelumnya.