Indonesia luncurkan pabrik anoda buatan China untuk baterai kendaraan listrik

Oleh Fransiska Nangoy

JAKARTA (Reuters) – Presiden Indonesia Joko Widodo pada hari Rabu meresmikan pabrik yang dibangun oleh BTR New Material Group asal China dan Stellar Investment asal Singapura yang akan memproduksi bahan anoda untuk baterai kendaraan listrik.

Pada tahap pertama, perusahaan-perusahaan tersebut menginvestasikan $478 juta pada pabrik yang akan memproduksi 80.000 metrik ton material per tahun, menurut Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi. Tanggal dimulainya produksi belum diumumkan.

Indonesia berambisi membangun industri kendaraan listrik dalam negeri, memanfaatkan kekayaan sumber daya mineral, terutama nikel, material penting untuk katoda baterai.

“Keputusan kita beberapa tahun lalu untuk mengembangkan ekosistem EV yang besar mulai terwujud di Indonesia, dimulai saat kita melarang ekspor nikel mentah pada tahun 2020,” kata Presiden yang akrab disapa Jokowi itu saat peresmian pabrik di Kendal, Jawa Tengah.

Untuk pabrik anoda, BTR akan memproses produk grafit dari pabriknya di Morowali, Indonesia.

BTR diharapkan memulai pembangunan pabrik material anoda tahap kedua pada kuartal keempat tahun ini, kata menteri senior Luhut Pandjaitan, untuk menggandakan kapasitas menjadi 160.000 ton per tahun.

Tambahan $299 juta akan diinvestasikan untuk membangun tahap kedua, kata He Xueqin, ketua BTR New Material Group, yang akan menempatkan Indonesia di antara produsen anoda global utama setelah selesai.

“Indonesia akan menjadi produsen material negatif terbesar kedua di dunia, setelah China. Proyek lokal ini juga akan mengisi kekosongan di Indonesia dan bahkan seluruh industri baterai ASEAN,” katanya.

Langkah Indonesia tersebut telah menarik sejumlah produsen baterai dan kendaraan listrik utama untuk berinvestasi dalam produksi dalam negeri, termasuk Hyundai Motor Group dari Korea Selatan dan LG Energy Solution yang meluncurkan produksi sel baterai pertama di negara tersebut bulan lalu, terintegrasi dengan pabrik Hyundai tempat mereka akan memproduksi kendaraan listrik dengan baterai buatan Indonesia.

(Laporan oleh Fransiska Nangoy; Penyuntingan oleh John Mair dan Kim Coghill)

Sumber