Indonesia Mempersiapkan Lebih Banyak Insentif Saat Pertumbuhan Turun ke Level Terendah dalam Satu Tahun

(Bloomberg) — Indonesia sedang mempersiapkan lebih banyak langkah untuk meningkatkan daya beli, seiring serentetan penutupan pabrik dan pemutusan hubungan kerja melemahkan konsumsi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi pada kuartal terakhir.

Paling Banyak Dibaca dari Bloomberg

Produk domestik bruto meningkat 4,95% dalam tiga bulan hingga September dibandingkan tahun sebelumnya, badan statistik negara tersebut mengumumkan pada hari Selasa. Angka tersebut berada di bawah estimasi median 32 ekonom dalam survei Bloomberg yang sebesar 5% dan menandai laju kuartalan paling lambat sejak ekspansi sebesar 4,94% yang dicatatkan pada periode yang sama tahun lalu.

Presiden yang baru dilantik, Prabowo Subianto, bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan hingga sebesar 8% selama masa jabatan lima tahunnya sebagai pemimpin negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara. Pada hari Selasa, dia memilih beberapa veteran pemerintahan sebelumnya untuk bertindak sebagai penasihat ekonominya. Mantan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu dan mantan Menteri Keuangan Chatib Basri akan duduk di Dewan Ekonomi Nasional yang baru dibentuk, melapor kepada Luhut Pandjaitan, mantan menteri senior yang mendorong ambisi Indonesia untuk menjadi produsen baterai dan kendaraan listrik.

Usai pertemuan dewan dengan presiden pada Selasa membahas data PDB terkini, Pangestu mengatakan pemerintah sedang merencanakan kebijakan untuk menghidupkan kembali daya beli masyarakat kelas menengah yang bisa diterapkan pada kuartal ini. “Harga pangan relatif tinggi, dan kami khawatir inflasi akan meningkat jika harga minyak naik,” ujarnya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pertumbuhan kuartal IV bisa jauh lebih baik karena pemerintah berencana memberikan insentif investasi pada sektor padat karya. Dia menegaskan kembali bahwa pertumbuhan PDB setahun penuh kemungkinan akan mencapai sekitar 5%.

Rupiah menguat 0,1% bersama mata uang Asia lainnya pada hari Selasa, sementara indeks saham acuan menguat 0,2%.

Sakit Persalinan

Meskipun pertumbuhan Indonesia termasuk yang tercepat di kawasan ini, kesenjangan yang muncul di sektor manufaktur dapat membahayakan lapangan kerja dan belanja konsumen yang sangat penting bagi perekonomian senilai $1 triliun.

Industri padat karya, khususnya pakaian jadi dan alas kaki, mengalami penurunan tajam dalam permintaan luar negeri dan masuknya barang impor yang lebih murah. Sektor ini mengalami peningkatan jumlah penutupan pabrik dan kesulitan utang, seperti yang terjadi pada raksasa tekstil PT Sri Rejeki Isman, juga dikenal sebagai Sritex, dan PT Pan Brothers.

Sumber

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here