Indonesia mencari bantuan global untuk mempercepat penghentian penggunaan pembangkit listrik tenaga batu bara

NUSA DUA, Indonesia (Reuters) – Menteri Senior Indonesia yang membidangi pertambangan, Luhut Pandjaitan, mengatakan pada hari Senin bahwa pemerintah sedang meminta bantuan dari para pemimpin global untuk bernegosiasi dengan para pemberi pinjaman guna mempercepat penghentian penggunaan pembangkit listrik tenaga batu bara dan untuk mendapatkan akses ke pembiayaan transisi energi.

Indonesia membutuhkan $94,6 miliar pada tahun 2030 untuk mengembangkan infrastruktur transmisi dan pembangkitan tenaga listrik bersih guna mengurangi penggunaan tenaga batubara, ujarnya kepada peserta konferensi industri Coaltrans Asia di Bali.

Menteri tersebut mengatakan pemerintah telah meminta suku bunga yang lebih rendah dari pemodal untuk skema penutupan awal.

“Bunga pada pembiayaannya harus menarik, Anda tahu, jika mereka memberikan bunga komersial, apa gunanya?,” katanya.

Indonesia telah mendapatkan janji pendanaan sebesar $20 miliar di bawah skema Kemitraan Transisi Energi yang Adil yang dipimpin oleh negara-negara Kelompok Tujuh, meskipun pencairannya sejauh ini hanya minimal.

Indonesia saat ini sedang merundingkan penutupan awal pembangkit listrik Cirebon-1 berkapasitas 660 MW di Jawa Barat, dengan pemberi pinjaman yang dipimpin oleh Bank Pembangunan Asia.

Pemerintah juga tengah mempertimbangkan untuk menutup sebagian kapasitas di pembangkit listrik Suralaya, milik Perusahaan Listrik Negara, guna mengurangi polusi udara yang berdampak pada Jakarta, tetapi rincian rencana tersebut masih dibahas.

(Laporan Sudarshan VaradhanDitulis oleh Fransiska Nangoy; Diedit oleh John Mair)



Sumber