Indonesia mendesak pengakuan cepat atas Palestina oleh Australia dan negara-negara Asia Timur

Indonesia menyerukan percepatan pengakuan resmi atas Palestina oleh pemerintah Australia dan Asia Timur.

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengatakan dalam rekaman pernyataan pers yang disiarkan oleh media pada hari Sabtu bahwa pengakuan Palestina oleh pemerintah di Australia, Jepang, dan Korea Selatan akan menjadi “pengubah permainan” yang nyata dalam upaya selama puluhan tahun untuk mencapai perdamaian di dunia. wilayah Asia Barat.

Para pemimpin Indonesia, yang merupakan pendukung setia negara Palestina, memandang negara Palestina sebagai penghapusan terakhir kolonialisme di wilayah tersebut.

Dalam KTT Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara baru-baru ini di Vientiane, Laos, yang mencakup pertemuan dengan para pemimpin Barat dan Asia Timur, Wakil Presiden Indonesia Ma'ruf Amin mengangkat isu pendudukan Israel atas Palestina.

“Wapres membawa pesan Palestina hampir di setiap pertemuan,” kata Marsudi dalam rekaman keterangan pers.

“Tetapi secara khusus dalam pertemuan dengan Korea Selatan, Jepang, dan Australia, Wakil Presiden mendesak mereka untuk mengakui Palestina sesegera mungkin.”

Negara Palestina diakui oleh 146 negara di seluruh dunia pada bulan Juni tahun ini, yang mencakup sekitar 75 persen dari seluruh negara anggota PBB.

Meskipun sebagian besar negara di Asia, Timur Tengah, dan Afrika mengakui negara Palestina, Amerika Serikat, Kanada, Australia, Jepang, dan Korea Selatan termasuk di antara negara-negara yang tidak mengakuinya.

“Indonesia secara konsisten menghimbau agar semua negara yang belum mengakui Palestina untuk melakukan hal tersebut. Kami yakin langkah ini akan menjadi game changer dalam proses perdamaian di Palestina khususnya dan juga di Timur Tengah,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri RI Roy Soemirat, Minggu.

Dia mengatakan dengan mengakui Palestina sebagai sebuah negara, perdamaian akan dipulihkan di wilayah yang dilanda perang.

“Semua negara berhak mengambil tindakan untuk menghentikan jatuhnya korban jiwa lebih lanjut,” kata Soemirat.

“Dengan pengakuan tersebut, kami yakin Palestina akan memiliki posisi tawar yang lebih kuat terhadap Israel, karena kedua negara tersebut semakin dikenal luas oleh komunitas internasional,” ujarnya.

“Sudah saatnya negara-negara ini memberikan pengakuannya terhadap Palestina. Jika ditunda lagi maka Israel akan melanjutkan serangan kekerasannya.”

Perang genosida yang dilakukan pasukan rezim Israel terhadap warga Palestina yang terjebak di Jalur Gaza yang terkepung sejak Oktober 2023 telah menyebabkan sedikitnya 42.227 orang tewas dan 98.464 luka-luka.

Sumber

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here