Home News Indonesia mengambil sumpah 'Ultraman' dan anggota parlemen lainnya, karena terpilihnya kembali Ketua...

Indonesia mengambil sumpah 'Ultraman' dan anggota parlemen lainnya, karena terpilihnya kembali Ketua DPR mengisyaratkan koalisi Prabowo yang lebih kuat

0
8
Indonesia mengambil sumpah 'Ultraman' dan anggota parlemen lainnya, karena terpilihnya kembali Ketua DPR mengisyaratkan koalisi Prabowo yang lebih kuat

Politisi Partai Golkar itu “muncul” sebagai superhero Ultraman untuk upacara peresmian, meskipun kemudian terungkap bahwa dia telah menyewa seorang stuntman untuk mengenakan kostum tersebut sementara dia mengenakan setelan formal.

Jamaludin mengatakan kepada Kompas bahwa hal itu dilakukan untuk mengenang pengalamannya mencalonkan diri sebagai anggota DPR.

“Saat saya berkampanye, saya memakai kostum Ultraman, dan saya ingin menjaga semangat itu tetap hidup,” kata pengusaha itu.

Kostum tersebut melambangkan dedikasinya sebagai anggota DPR untuk memerangi kejahatan dan memajukan keadilan sosial, tambah pendatang baru di dunia politik, yang mengatakan kepada media lokal Radar Kudus bahwa ia berasal dari latar belakang yang sederhana dan non-politik.

Setelah menyelesaikan sekolah menengah atas, ia bekerja sebagai kuli angkut di pasar dengan penghasilan 30.000 rupiah (US$2) per hari.

Dia kemudian mendapatkan posisi di sebuah perusahaan asuransi, di mana dia naik pangkat menjadi direktur agensi sebelum merambah ke bisnis perawatan kulitnya saat ini.

Sedangkan 79 anggota parlemen merupakan bagian dari dinasti politik, menurut a ditinjau oleh Pengawas Parlemen Indonesia (Formappi).

Mereka termasuk Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani dan istrinya, Nyonya Himmatul Aliyah, yang saat ini menjalani masa jabatan keempat dan kedua di DPR.

Tokoh menonjol lainnya adalah Ibu Diah Pikatan Orissa Putri Haprani, putri Ibu Puan, yang memulai masa jabatan pertamanya di DPR, mewakili kabupaten ke-4 di Jawa Tengah.

Ketika jumlah keluarga politik di DPR terus meningkat, kekhawatiran mengenai potensi konflik kepentingan pun meningkat.

Peneliti senior Formappi Lucius Karius, dikutip dari Jakarta Post, mengatakan tren dinasti politik dapat menghambat efektivitas badan legislatif. “Ini membuka pintu bagi lebih banyak korupsi dan kolusi,” katanya.

Sumber

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here