Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Rolliansyah Soemirat, mengatakan Indonesia secara otomatis menjadi “negara antarnegara” dari asosiasi antarnegara yang terdiri dari Republik Federasi Brasil, Federasi Rusia, Republik India, Republik Rakyat Tiongkok, dan Republik Federasi Rusia. Republik Afrika Selatan (BRICS) setelah menyatakan niatnya pada KTT baru-baru ini.
“Selain secara resmi menyatakan niat Indonesia pada KTT tersebut, Indonesia juga telah menyatakan niat tersebut melalui surat resmi Menlu RI kepada Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov selaku tuan rumah KTT BRICS Plus baru-baru ini,” kata Rolliansyah dalam konferensi pers, Kamis, 31 Oktober 2024.
Berdasarkan prosedur dalam BRICS sendiri, kepentingan negara mana pun yang mengajukan keanggotaan BRICS akan dikomunikasikan oleh ketua BRICS saat ini dengan seluruh negara anggota lainnya.
BRICS mengenal tiga tingkatan penyaringan keanggotaan, yaitu negara antarnegara, calon anggota, dan negara anggota.
“Dengan menyatakan niatnya untuk menjadi anggota penuh BRICS, maka Indonesia telah dimasukkan ke dalam status negara antarnegara. Kami berada pada langkah pertama menuju keanggotaan setelah negara secara resmi menyatakan minatnya,” kata Rolliansyah.
“Sekali lagi kami menyerahkannya kepada anggota BRICS sendiri. Yang pasti kami mengikuti pedoman keanggotaan BRICS yang telah ditetapkan. Kalau mereka menyebut negara lain yang sudah mengajukan keanggotaan sebagai negara mitra, sepenuhnya tergantung mereka yang melakukannya,” imbuhnya.
Indonesia, kata Rolliansyah, mendukung reformasi sistem multilateral agar lebih inklusif, representatif, dan sesuai dengan kenyataan saat ini.
Menteri Luar Negeri Indonesia Sugiono memanfaatkan KTT BRICS Plus baru-baru ini untuk mengangkat masalah Palestina. Indonesia mendorong peran aktif negara-negara BRICS dan negara-negara Global Selatan untuk mendukung gencatan senjata, menegakkan hukum kemanusiaan internasional dan mengakui negara Palestina berdasarkan solusi dua negara.
Di sela-sela KTT, Sugiono juga melakukan pertemuan bilateral dengan para menteri luar negeri Rusia, India, Thailand, Malaysia, Tiongkok dan Sekjen Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) serta Presiden New Development Bank (NDB) sebagai entitas yang didirikan oleh BRICS untuk memperkuat kerja sama ekonomi dan moneter di antara anggota BRICS.