Indonesia rayakan medali emas Olimpiade pertama di luar cabang bulu tangkis | Berita Olimpiade Paris 2024

Hari emas di Paris bagi negara Asia Tenggara saat pemanjat cepat Veddriq Leonardo dan angkat besi Rizki Juniansyah menang.

Pemanjat cepat Veddriq Leonardo telah memberikan Indonesia medali emas Olimpiade pertamanya di luar bulu tangkis setelah berlari cepat memanjat tembok setinggi 15 meter dan mengalahkan rivalnya dari Cina dengan selisih hanya dua ratus detik.

Emas yang diraih Veddriq merupakan emas pertama bagi Indonesia di ajang ini. Olimpiade Parisdan yang kesembilan sejak negara tersebut melakukan debut Olimpiade pada tahun 1952.

“Saya merasa sangat senang, sangat gembira,” kata atlet berusia 27 tahun itu. “Jantung saya berdebar kencang (selama kompetisi), tetapi saya tetap fokus dan menyelesaikannya.”

Veddriq memanjat tembok tersebut dalam waktu 4,75 detik, yang merupakan waktu terbaiknya, untuk mengalahkan Wu Peng dari Tiongkok dalam perebutan posisi teratas. Pelatihnya menangis tersedu-sedu dan Ketua Federasi Panjat Tebing Indonesia Yenni Wahid mengatakan bahwa dia “sangat terharu hingga ingin menangis”.

Saat masyarakat Indonesia merayakan kemenangan Olimpiade Veddriq, Rizki Juniansyah yang berusia 21 tahun menyumbangkan emas kedua bagi negaranya hari itu dengan memenangkan kompetisi angkat beban putra 73kg.

Juniansyah berhasil mengangkat total beban 354 kg selama kompetisi dan meraih emas dengan memecahkan rekor Olimpiade clean and jerk 199 kg, mengalahkan rivalnya dari Thailand dan Bulgaria.

Rizki Juniansyah dari Indonesia mengangkat medali emasnya
Rizki Juniansyah menyerahkan medali emas kedua bagi Indonesia hari ini (Amanda Perobelli/Reuters)

Rizki mengatakan dia “gembira, bangga dan sangat emosional” saat memenangkan medali emas pertamanya dan berterima kasih kepada masyarakat Indonesia atas dukungan mereka.

“Tidak ada kata-kata yang dapat menggambarkan perasaan saya,” demikian dilaporkan Jakarta Post mengenai angkat beban. “Anda melihat saya menangis karena ini merupakan pengalaman yang sangat emosional dan indah dan saya sudah menatap masa depan.”

Pembangkit tenaga panjat cepat

Kepulauan Asia Tenggara ini telah menjadi kekuatan utama dalam panjat cepat, memecahkan rekor, dan meraih banyak medali di ajang internasional terkemuka.

Veddriq, yang lahir di Pontianak, Kalimantan, Indonesia, dan menekuni olahraga ini setelah bergabung dengan kelompok pecinta alam pelajar yang juga melakukan panjat dinding, telah memenangi Piala Dunia dalam olahraga ini sebanyak tiga kali dan merupakan pemanjat cepat pertama yang memecahkan batasan lima detik.

Presiden Indonesia Joko Widodo merupakan salah satu orang pertama yang mengucapkan selamat kepada sang atlet atas tulisan berwarna emas pada huruf X yang menyatakan bahwa prestasi pemanjat cepat tersebut telah membawa “kebanggaan baru bagi Indonesia”.

Negara ini sebelumnya hanya memenangkan emas di cabang bulu tangkis.

“Kata-kata sulit untuk mengungkapkan perasaan kami. Puji Tuhan,” kata ibu Veddriq, Rosita Hamzah, kepada penyiar Kompas TV.

Panjat tebing memulai debutnya di Olimpiade di Tokyo pada tahun 2021, tetapi kecepatan secara kontroversial dipadukan dengan cabang boulder dan lead, yang membutuhkan keterampilan yang sama sekali berbeda. Paris menandai pertama kalinya spesialis kecepatan berkompetisi di bidang keahlian mereka sendiri.

“Saya bangga, sangat bangga. Kegembiraannya luar biasa,” kata Kristoforus Bagaskoro, manajer kreatif berusia 41 tahun di ibu kota Jakarta, kepada kantor berita AFP.

“Kita harus lebih menggalakkan olahraga ini dan membantunya berkembang lebih jauh.”

Veddriq Leonardo melaju kencang menaiki tembok
Veddriq mencapai puncak tembok setinggi 15 meter dalam final panjat cepat putra (Michael Reaves/Pool via AP Photo)

Sam Watson dari Amerika Serikat meraih perunggu di depan Reza Alipour dari Iran dalam pendakian untuk tempat ketiga, dengan mencatat rekor dunia 4,74 detik.

Sumber