Indonesia serukan kolaborasi global untuk transisi energi hijau-Xinhua

Indonesia serukan kolaborasi global untuk transisi energi hijau-Xinhua

Presiden Indonesia Joko Widodo berpidato pada upacara pembukaan Forum Keberlanjutan Internasional Indonesia di Jakarta, Indonesia, 5 September 2024.

Indonesia pada hari Kamis mengawali Forum Keberlanjutan Internasional (ISF) dua hari di Jakarta, yang mempertemukan para pemimpin negara, pengambil keputusan, CEO, dan pakar keberlanjutan dari 53 negara untuk membangun kolaborasi bagi agenda transisi energi hijau. (Xinhua/Zulkarnain)

JAKARTA, 5 September (Xinhua) — Indonesia pada Kamis memulai Forum Keberlanjutan Internasional (ISF) dua hari di Jakarta, yang mempertemukan para pemimpin negara, pembuat keputusan, CEO, dan pakar keberlanjutan dari 53 negara guna membangun kolaborasi bagi agenda transisi energi hijau.

Pada upacara pembukaan forum, yang diikuti hampir 11.000 peserta, Presiden Joko Widodo mengatakan forum akan memusatkan diskusi pada pentingnya ketahanan energi, dampak perubahan iklim, dan kebutuhan kritis untuk transisi dan keberlanjutan energi.

“Saya berharap ISF dapat menjadi wadah yang mempertemukan pengetahuan, pengalaman, dan sumber daya untuk menjadi aset bersama dan mendorong kolaborasi dalam mengatasi tantangan perubahan iklim,” katanya.

Menyoroti potensi besar Indonesia untuk energi hijau dan penangkapan karbon, Widodo menunjuk hutan bakau seluas 3,3 juta hektar di negara itu, yang menurutnya 8 hingga 12 kali lebih efektif dalam menyerap karbon daripada hutan hujan tropis. Namun, ia menekankan bahwa potensi ini hanya dapat sepenuhnya terwujud jika negara-negara maju meningkatkan upaya investasi mereka dan menyediakan akses pendanaan yang lebih mudah bagi negara-negara berkembang.

“Indonesia terbuka untuk berkolaborasi dengan negara mana pun untuk memanfaatkan potensi ini, menciptakan dunia yang lebih hijau, dan memastikan akses yang adil terhadap energi hijau,” pungkas Widodo, seraya menyerukan pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, menggemakan pesan Widodo dan menekankan pentingnya mengakui berbagai titik awal berbagai negara dalam perjalanan dekarbonisasi mereka.

Ia mengatakan bahwa setiap negara memiliki kapasitas, kemampuan, dan keterbatasan yang berbeda dalam hal dekarbonisasi, seraya menambahkan bahwa forum tersebut “merupakan pengingat bahwa kolaborasi sangat penting untuk memajukan agenda keberlanjutan kita.”

“Kami akan membahas transisi energi, inklusivitas hijau, keanekaragaman hayati, konservasi alam, kehidupan berkelanjutan, dan ekonomi biru. Kami juga mengantisipasi penandatanganan beberapa nota kesepahaman penting dalam beberapa hari mendatang,” katanya.

Orang-orang berjalan ke tempat Forum Keberlanjutan Internasional Indonesia di Jakarta, Indonesia, 5 September 2024.

Indonesia pada hari Kamis mengawali Forum Keberlanjutan Internasional (ISF) dua hari di Jakarta, yang mempertemukan para pemimpin negara, pengambil keputusan, CEO, dan pakar keberlanjutan dari 53 negara untuk membangun kolaborasi bagi agenda transisi energi hijau. (Xinhua/Zulkarnain)

Sumber