Indonesia temukan jenazah pilot helikopter Selandia Baru yang tewas dalam serangan di Papua

Pasukan keamanan Indonesia pada hari Selasa menemukan jenazah seorang pilot Selandia Baru yang tewas dalam dugaan serangan separatis di wilayah Papua yang bergolak, kata sejumlah pejabat.

Glen Malcolm Conningseorang pilot helikopter untuk perusahaan penerbangan Indonesia PT Intan Angkasa Air Service, ditembak mati pada hari Senin oleh orang-orang bersenjata yang diduga dari Tentara Pembebasan Papua Barat, sayap bersenjata Gerakan Papua Merdeka, tak lama setelah mendarat di Alama, sebuah distrik terpencil di kabupaten Mimika, provinsi Papua Tengah.

Para penyerang membebaskan keenam penumpang, termasuk dua petugas kesehatan dan dua anak-anak, kata Bayu Suseno, juru bicara Satgas Perdamaian Cartenz, pasukan keamanan gabungan yang dibentuk oleh pemerintah Indonesia untuk menangani kelompok separatis di Papua.

“Kami menduga kelompok bersenjata yang menembak pilot itu berasal dari Kabupaten Nduga, yang dipimpin oleh Egianus Kogoya,” kata Suseno dalam sebuah pernyataan video. Ia menggambarkan kelompok itu sebagai yang paling berbahaya dan sangat aktif dalam mengganggu keamanan di sekitar Timika, kota yang memasok tambang Grasberg yang hampir setengahnya dimiliki oleh Freeport-McMoRan yang berkantor pusat di AS dan dijalankan oleh PT Freeport Indonesia.

“Kelompok ini menjadi target utama kami untuk ditangkap tahun ini,” kata Suseno.

Pada bulan Februari 2023, Kogoya, seorang komandan daerah di Organisasi Papua Merdeka, menculik Philip Mark Mehrtensseorang pilot asal Christchurch yang bekerja untuk perusahaan penerbangan Indonesia Susi Air.

Kogoya dan pasukannya menyerbu sebuah pesawat bermesin tunggal tak lama setelah mendarat di landasan pacu kecil di sebuah desa pegunungan. Ia mengatakan mereka tidak akan merilis Mehrtens kecuali Indonesia setuju Papua menjadi negara berdaulat.

Satu setengah tahun kemudian, Mehrtens tetap menjadi tawanan pemberontak.

Pasukan keamanan menemukan jenazah Conning pada hari Selasa di dalam helikopternya yang masih terparkir di landasan pacu kecil di Alama, di distrik pegunungan yang hanya dapat dijangkau oleh pesawat kecil, kata Letnan Jenderal Richard Tampubolon, Kepala Komando Daerah Gabungan Papua. Ia mengatakan kondisi cuaca buruk menghentikan operasi pencarian dan evakuasi mereka pada hari Senin.

Operasi penyelamatan pada hari Selasa juga mengevakuasi sekitar 13 orang, sebagian besar guru dan pekerja kesehatan dari Alama, yang mengalami trauma akibat kejadian tersebut dan khawatir akan keselamatan mereka.

Tampubolon mengatakan jenazah pilot diterbangkan ke rumah sakit di Timika untuk diautopsi sebelum dikembalikan ke keluarganya.

“Hasil pemeriksaan medis awal menunjukkan adanya luka tembak dan sayatan senjata tajam di sekujur tubuhnya,” kata Tampubolon. “Kami mengutuk keras pembunuhan tidak manusiawi terhadap seorang pilot yang telah banyak berkontribusi dalam memberikan layanan kemanusiaan bagi masyarakat terpencil di Papua.”

Juru bicara Tentara Pembebasan Papua Barat Sebby Sambom mengatakan dalam pesan suara kepada The Associated Press pada hari Senin bahwa mereka telah menetapkan daerah tersebut sebagai zona terlarang di mana pesawat sipil dilarang mendarat. Ia menyalahkan pilot karena mengabaikan peringatan mereka.

Penculikan dan pembunuhan tersebut mencerminkan memburuknya situasi keamanan di Papua, wilayah paling timur Indonesia dan bekas koloni Belanda di bagian barat Nugini yang secara etnis dan budaya berbeda dari sebagian besar wilayah Indonesia.

Papua dimasukkan ke dalam wilayah Indonesia pada tahun 1969, setelah pemungutan suara yang disponsori PBB yang secara luas dianggap sebagai penipuan. Sejak saat itu, pemberontakan tingkat rendah telah terjadi di wilayah tersebut, yang terbagi menjadi enam provinsi.

Penerbangan merupakan satu-satunya cara praktis untuk mengakses banyak wilayah di provinsi paling timur pegunungan Papua dan Papua Barat.

Sumber