Jokowi isyaratkan keberlanjutan anggaran Indonesia 2025, banggakan capaian dalam pidato kenegaraan terakhir

PERMINTAAN MAAF LAGI

Mengenakan pakaian hitam khas masyarakat Betawi – kelompok asli Jakarta – dalam pidato kenegaraannya, Bapak Widodo berpamitan dan meminta maaf kepada masyarakat untuk kedua kalinya bulan ini.

Meskipun ia telah berusaha memberikan yang terbaik, ia menyadari bahwa prestasinya tidak dapat menyenangkan semua orang, katanya dalam pidato selama 20 menit pada pertemuan Majelis Permusyawaratan Rakyat, sebuah tradisi tahunan sebelum perayaan Hari Kemerdekaan pada 17 Agustus.

“Saya dan (Wakil Presiden) Ma'ruf Amin mohon maaf. Mohon maaf kepada setiap hati yang mungkin kecewa, untuk setiap harapan yang mungkin belum terwujud, untuk setiap mimpi yang mungkin belum tercapai,” kata Bapak Widodo.

Permintaan maafnya sebelumnyaselama acara doa bersama pada tanggal 1 Agustus, dicap oleh para kritikus sebagai taktik untuk mendapatkan simpati.

Pada pidato kenegaraan tahun lalu, Bapak Widodo menekankan kesinambungan kebijakan menjelang pemilihan umum bulan Februari sambil menegaskan bahwa ia tidak memiliki kewenangan untuk menentukan siapa calon presiden dan wakil presiden.

Namun, menjelang pemungutan suara 14 Februari, ia memperkenalkan berbagai program yang menurut pengamat menguntungkan pemenang akhir pemilihan presiden – Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan putra Widodo, wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka.

Tindakannya dikritik sebagai upaya untuk memperkuat dinasti politiknya sendiriterutama karena Tn. Gibran telah diizinkan untuk menjalankan putusan pengadilan konstitusi yang kontroversial.

Pada hari Jumat, Ketua DPR Puan Maharani berbicara di hadapan Bapak Widodo dan melontarkan komentar tajam mengenai hasil pemilihan presiden.

Ia mengatakan masyarakat tidak dapat disalahkan karena memilih dengan cara seperti itu.

“Apakah pemilu itu bebas, jujur, dan adil? Saya serahkan kepada Anda untuk menjawabnya… Apakah warga negara dapat memilih dengan bebas, jujur, adil, tanpa paksaan, kontrol, dan rasa takut?” tanyanya.

Sumber