Kamala Harris mengkritik Trump atas sengketa Pemakaman Arlington

Wakil Presiden Kamala Harris mengkritik mantan presiden Donald Trump atas kontroversi terkini yang melibatkan kampanyenya di Pemakaman Nasional Arlington, dengan mengatakan bahwa lokasi pemakaman militer tersebut “bukan tempat untuk berpolitik”.

Ibu Harris mengkritik Trump pada hari Sabtu dalam sebuah unggahan di media sosial, dengan menulis bahwa Trump “tidak menghormati tempat suci, semua itu hanya demi aksi politik”.

Angkatan Darat AS mengatakan seorang staf Trump “tiba-tiba mendorong” seorang karyawan pemakaman yang mencoba memperingatkan timnya tentang peraturan yang melarang perekaman di pemakaman.

Tim kampanye Trump membantah versi kejadian di pemakaman itu dan mengatakan bahwa pihaknya telah menerima izin dari keluarga prajurit yang gugur untuk memfilmkan.

Peristiwa itu terjadi pada hari Senin, ketika Trump berada di sebuah acara penghormatan kepada 13 anggota militer AS yang tewas selama penarikan pasukan negara itu dari Afganistan tiga tahun lalu.

Tulisan hari Sabtu menandai pertama kalinya Ibu Harris, calon presiden dari Partai Demokrat, mengomentari kontroversi tersebut.

Dia menulis bahwa dia telah mengunjungi Pemakaman Nasional Arlington di Virginia beberapa kali selama masa jabatannya sebagai wakil presiden, dan dia tidak akan pernah menggunakan tempat itu untuk keuntungan politik.

“Jika ada satu hal yang kita semua sebagai warga Amerika dapat sepakati, itu adalah bahwa para veteran, keluarga militer, dan anggota angkatan bersenjata kita seharusnya dihormati, tidak boleh diremehkan, dan diperlakukan dengan rasa hormat dan terima kasih yang setinggi-tingginya,” kata Harris.

“Dan saya percaya bahwa seseorang yang tidak dapat memenuhi tugas sederhana dan sakral ini tidak boleh lagi berdiri di balik cap Presiden Amerika Serikat.”

Pada rapat umum kampanye di Michigan pada hari Kamis, Trump membalas mereka yang mengkritiknya atas insiden tersebut.

Ia mengatakan, dirinya diminta berpose untuk foto di lokasi tersebut setelah upacara peringatan oleh anggota keluarga prajurit yang gugur.

“Saya ke sana, mereka meminta saya berfoto dan mereka bilang saya sedang berkampanye,” kata Trump. “Satu hal yang saya dapatkan adalah publisitas. Saya tidak butuh itu. Saya tidak butuh publisitas.”

Calon wakil presiden Trump, JD Vance, memanfaatkan kontroversi ini untuk menyerang pemerintahan Biden atas penanganannya terhadap penarikan pasukan dari Afghanistan pada tahun 2021, dengan mengatakan bahwa Harris “bisa masuk neraka”.

“Tiga tahun lalu, 13 warga Amerika yang pemberani dan tak berdosa tewas, dan mereka tewas karena Kamala Harris menolak melaksanakan tugasnya,” kata Vance pada hari Rabu menanggapi pertanyaan dari mitra BBC di AS, CBS News.

NPR melaporkan sebelumnya bahwa dua anggota staf kampanye Trump melecehkan secara verbal dan mendorong pekerja pemakaman ke samping ketika ia mencoba campur tangan.

Hukum federal melarang penggunaan pemakaman untuk kampanye politik dan Angkatan Darat AS mengatakan para peserta telah diperingatkan tentang peraturan tersebut sebelumnya.

Seorang juru bicara Angkatan Darat AS mengatakan pada hari Kamis bahwa “insiden itu sangat disayangkan, dan juga sangat disayangkan bahwa karyawan ANC dan profesionalismenya telah diserang secara tidak adil.”

Tim kampanye Trump membantah adanya perkelahian fisik di pemakaman tersebut, dan menambahkan “kami siap merilis rekaman jika klaim pencemaran nama baik tersebut benar-benar terjadi”.

Anggota DPR dari Partai Demokrat kemudian meminta Angkatan Darat AS untuk membuat laporan mengenai insiden tersebut, dan meminta “laporan lengkap” mengenai apa yang terjadi.

Sumber