Kematian Akibat Rabies di Bali Baru-baru Ini Membuat Wisatawan Harus Berhati-hati

Bagikan Artikelnya

Petugas kesehatan di Bali telah menanggapi tingginya jumlah kasus rabies di pulau itu selama setahun terakhir.

Bali telah mengonfirmasi bahwa empat orang telah meninggal dunia setelah dinyatakan positif rabies setelah digigit anjing.

Kematian Akibat Rabies di Bali Baru-baru Ini Membuat Wisatawan Harus Berhati-hati

Jumlah gigitan hewan penular rabies di Bali memang tinggi, tetapi para pemimpin mengatakan hal itu masih terkendali. Hingga Agustus 2024, tercatat 34.809 kasus gigitan di Provinsi Bali, dengan 263 kasus positif rabies dan empat kematian.

Informasi selengkapnya mengenai perkembangan penyakit rabies di tingkat provinsi disampaikan Sekretaris Tim Koordinasi Daerah Provinsi Bali Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Baru (PIB) Zoonosis, I Made Rentin di Kantor BPBD Provinsi Bali, Denpasar, dalam jumpa pers pekan ini.

Rentin menjelaskan jika dibandingkan dengan tahun 2023 dan tahun-tahun sebelumnya, terjadi sedikit penurunan jumlah kasus rabies yang dilaporkan.

Pada tahun 2023, terdapat 72.782 kasus gigitan hewan yang berpotensi menularkan rabies dengan hasil tes rabies pada manusia positif rabies, dengan jumlah mencapai 635 kasus dan 9 kematian.

Pada tahun 2023, angka gigitan anjing tertinggi tercatat di Kabupaten Tabanan dan Kabupaten Karangasem.

Rentin menjelaskan bahwa salah satu masalah besar yang dihadapi departemen tersebut adalah kesadaran masyarakat terhadap gigitan hewan dan risiko rabies.

Ia mengatakan pada tahun 2024 sebaran kasus gigitan cukup merata di seluruh kabupaten di Bali. Rentin menyampaikan kekhawatirannya ke depan: “Tantangan pengendalian rabies di tahun-tahun mendatang akan semakin sulit karena (kendala) ketersediaan vaksin dan meningkatnya biaya operasional pengendalian di hulu.”

Pemerintah Provinsi Bali mendanai program vaksinasi massal untuk hewan peliharaan, anjing milik masyarakat, dan anjing liar untuk membantu mengurangi penularan virus di antara populasi anjing.

Program serupa juga dilaksanakan di tempat-tempat wisata yang di dalamnya terdapat monyet liar dan monyet yang sudah terbiasa dengan manusia.

Berbicara dari Kabupaten Karangasem, Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (Distan PP) Kabupaten Karangasem, I Nyoman Siki Ngurah mengatakan, sepanjang tahun ini telah dilaporkan sebanyak 1.600 kasus gigitan anjing liar (rabies) dan lima puluh kasus di antaranya dinyatakan positif rabies.

Ia memastikan, dari total 81.000 ekor anjing di Kabupaten Karangasem, sebanyak 70% sudah divaksinasi virus corona.

Ngurah mengatakan, “Vaksinasi kami lakukan secara rutin dan terjadwal di desa-desa. Kami berupaya agar anjing-anjing divaksinasi 100 persen.”

Ia memuji masyarakat atas kepemilikan anjing yang bertanggung jawab di Kabupaten Karangasem dan bagi mereka yang telah berperan dalam menyebarkan kesadaran akan kondisi tersebut.

Dua Orang Bali Berjalan di Pantai Bersama Seekor Anjing Putih

Wisatawan harus mengetahui protokol gigitan hewan penular rabies sebelum bepergian ke daerah seperti Bali, tempat virus rabies tersebar luas.

Rabies menyebar antara hewan yang terinfeksi dan manusia melalui air liur. Hal ini biasanya terjadi melalui gigitan dan cakaran, terutama dengan memaparkan luka pada air liur yang terinfeksi.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia“Gigitan dan cakaran anjing menyebabkan 99% kasus rabies pada manusia, dan dapat dicegah melalui vaksinasi anjing dan pencegahan gigitan.”

Wisatawan harus menyadari bahwa begitu gejala klinis rabies muncul pada orang yang terinfeksi, ini berarti virus telah mencapai sistem saraf pusat dan 100% berakibat fatal.

Tiga-Anjing-Duduk-Di-Pantai-Di-Bali

Namun, seperti yang dijelaskan oleh Organisasi Kesehatan Dunia, “kematian akibat rabies dapat dicegah dengan profilaksis pasca pajanan (PEP) yang cepat dengan menghentikan virus mencapai sistem saraf pusat. PEP terdiri dari pencucian luka secara menyeluruh, pemberian vaksin rabies untuk manusia, dan jika diperlukan, imunoglobulin rabies (RIG).”

Pencegahan adalah bentuk perlindungan terbaik bagi manusia dan anjing terhadap rabies. Organisasi Kesehatan Dunia juga menyatakan, “Memvaksinasi anjing, termasuk anak anjing, melalui program vaksinasi massal adalah strategi yang paling hemat biaya untuk mencegah rabies pada manusia karena menghentikan penularan dari sumbernya. “Pemusnahan anjing liar tidak efektif dalam mengendalikan rabies.”

Anjing hitam dan anjing putih di pantai dekat laut Bali pada siang hari

Wisatawan yang pernah digigit, dicakar, atau terpapar hewan yang berpotensi membawa rabies harus segera mencari perhatian medis.

Rumah sakit dan klinik kesehatan setempat di Bali berpengalaman dalam menangani paparan rabies dan dapat menawarkan dukungan langsung kepada wisatawan.



Sumber