Konsumsi produk halal di tingkat global diperkirakan mencapai US,1 T

Jakarta (ANTARA) – Direktur Jasa Keuangan dan BUMN Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Rosy Widyawati menyatakan konsumsi produk halal di tingkat global pada tahun 2027 diproyeksikan mencapai US$3,1 triliun.

“Belanja umat Islam untuk produk-produk syariah seperti makanan dan minuman, fesyen halal, kosmetik halal, dan lain-lain sangat menjanjikan dengan perkiraan nilai sebesar US$3,1 triliun pada tahun 2027,” kata Widyawati, Rabu (2 Oktober).

Dalam siaran langsung di YouTube bertajuk “Percepatan Menuju Indonesia Emas 2024 Bersama MEKSI,” ia menyatakan pemerintah tengah mengoptimalkan potensi ekonomi syariah melalui penyusunan Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia (MEKSI) 2025-2029.

Menurut Widyawati, pengembangan ekonomi syariah penting sebagai mesin perekonomian baru untuk mewujudkan rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional sebesar enam hingga tujuh persen untuk menjadi negara maju.

Untuk mencapai target tersebut, ia menggarisbawahi perlunya Indonesia, sebagai negara Muslim terbesar di dunia, menjadi produsen dan bukan sekedar konsumen.

Ia mengatakan, eksportir produk halal terbesar saat ini adalah negara-negara yang tidak mayoritas penduduknya beragama Islam seperti Brasil, Tiongkok, dan India.

“Ke depan kita harus menjadi produsen dan bisa mengekspor,” tegas Widyawati.

Berita terkait: Indonesia bertujuan menjadi pusat produksi halal global: VP

Selain mempersiapkan MEKSI 2025-2029, ia menyoroti pemerintah sedang mengembangkan ekonomi syariah sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 59 Tahun 2024 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2025-2045 pada 13 September mendatang.

Dalam dokumen RPJPN, pengembangan ekonomi syariah menjadi program prioritas tersendiri untuk mempercepat kemajuan sektor tersebut, antara lain melalui hilirisasi industri halal dan penguatan UMKM untuk mendongkrak nilai ekspor, ujarnya.

Widyawati menuturkan, pengembangan program untuk mendongkrak jumlah wisatawan muslim melalui peningkatan sarana dan prasarana pariwisata ramah muslim juga dinilai penting.

“Kita juga punya sektor fesyen. Lini ini harus didukung karena kami yakin fesyen bisa berkontribusi banyak,” ujarnya.

Berita terkait: Saling mengakui jaminan produk halal diperlukan: VP

Penerjemah: Uyu Septiyati L, Resinta Sulistiyandari
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Hak Cipta © ANTARA 2024

Sumber

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here