Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia untuk menghubungkan masjid dan katedral melalui 'Terowongan Persahabatan'

Paus dijadwalkan untuk berpartisipasi dalam pertemuan antaragama di masjid tersebut, yang merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara, dan mengunjungi terowongan, yang memiliki jendela untuk memasukkan cahaya dan seni tertulis di dinding tetapi belum dibuka untuk umum.

“Sungguh luar biasa bahwa tokoh nomor satu umat Katolik akan datang,” kata Nasaruddin Umar, imam besar Istiqlal, yang tempat parkirnya yang luas sering dibuka untuk jemaat gereja selama acara-acara besar. “Apa pun agamamu, mari kita hormati tamu kita.”

Hanya sekitar 3 persen dari 280 juta penduduk Indonesia yang beragama Katolik, sementara hampir 90 persen beragama Islam.

Umat ​​Muslim berkumpul di luar Masjid Istiqlal menjelang kunjungan Paus Fransiskus ke Jakarta, Indonesia. Foto: EPA-EFE
Paus dijadwalkan bertemu dengan Presiden yang akan lengser Joko Widodo dan mengadakan kebaktian massal di stadion Jakarta, yang diperkirakan akan dihadiri lebih dari 80.000 orang, kata Pendeta Thomas Ulun Ismoyo, seorang pejabat gereja Indonesia.

Kunjungan tersebut telah menggembirakan umat Katolik Indonesia, yang belum pernah mengalami kunjungan Paus selama lebih dari tiga dekade.

“Jika saya bisa bertemu dengannya, saya hanya bisa menundukkan kepala. Saya bahkan tidak sanggup memegang tangannya,” kata Maria Regina Widyastuti Sasongko, seorang wanita Katolik berusia 77 tahun yang menjual barang-barang seperti patung dan kaos bergambar wajah Paus.

Indonesia pernah dikunjungi oleh dua Paus sebelumnya – yang pertama, Paus Paulus VI dalam kunjungannya ke Jakarta pada tahun 1970 dan pada tahun 1989, Paus Yohanes Paulus II, yang mengunjungi Jakarta dan empat kota lainnya.

Simbol persahabatan, masa lalu yang penuh liku

Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Agama Indonesia, mengatakan kunjungan Paus merupakan simbol persahabatan antarumat beragama di Indonesia.

“Kunjungan Paus menjadikan Indonesia sebagai barometer perdamaian dan pilar toleransi,” katanya.

Meski begitu, Indonesia memiliki sejarah yang tidak menentu dalam hal kerukunan beragama.

Agama Katolik masuk ke negara ini melalui misionaris Portugis di wilayah timurnya pada abad ke-16, tetapi para sejarawan mengatakan agama itu dilarang selama penjajahan Belanda selama sekitar dua abad demi agama Protestan.

Paus Fransiskus akan mengunjungi Indonesia minggu ini, mempromosikan kerukunan antarumat beragama melalui terowongan masjid-katedral yang simbolis, meskipun ada masalah kesehatan. Foto: Reuters

Vatikan secara resmi menunjuk perwakilan diplomatik di Indonesia pada tahun 1940-an.

Dan di Indonesia modern, yang secara resmi merupakan negara sekuler, agama minoritas masih dapat menghadapi diskriminasi.

Lembaga pengawas kebebasan beragama AS mengatakan bahwa “kondisi kebebasan beragama di Indonesia tetap buruk” pada tahun 2023, mengutip beberapa peraturan, termasuk yang menyebabkan penutupan tempat ibadah, termasuk gereja.

Andreas Harsono, peneliti Indonesia untuk Human Rights Watch, mengatakan akar dari intoleransi agama, dan penutupan gereja, adalah hukum yang memfasilitasinya.

Namun bagi Sasongko, wanita Katolik yang menjual barang dagangan kepausan, kedatangan Paus menandakan harapan akan persatuan.

“Kunjungannya dapat mengubah orang untuk saling mencintai,” katanya.

Sumber