Mantan Wali Kota Filipina Alice Guo tiba di Manila setelah dideportasi dari Indonesia

MANILA (Reuters) – Mantan walikota Filipina Alice Guo, yang dituduh memiliki hubungan dengan sindikat kriminal China dan mencuci uang lebih dari 100 juta peso ($1,79 juta), tiba di Manila pada Jumat pagi setelah dideportasi dari Indonesia.

Guo, yang juga dikenal sebagai warga negara China Guo Hua Ping, ditangkap oleh pihak berwenang Indonesia pada hari Rabu setelah meninggalkan Filipina pada bulan Juli. Ia dicari oleh Senat Filipina karena menolak hadir dalam penyelidikan kongres atas dugaan keterlibatannya dalam tindak pidana.

Badan penegak hukum Filipina, termasuk dewan anti pencucian uang (AMLC), telah mengajukan beberapa tuduhan pencucian uang terhadap Guo dan 35 orang lainnya ke departemen kehakiman.

Guo, yang mengaku sebagai warga negara Filipina asli, membantah tuduhan tersebut dan menyebutnya sebagai tuduhan jahat. Ia dideportasi dari Indonesia karena melanggar undang-undang imigrasi, kata kantor imigrasi Jakarta pada hari Kamis.

Mantan walikota itu tiba di Manila dengan pesawat pribadi diapit oleh otoritas penegak hukum Filipina, termasuk menteri dalam negeri negara itu, Benjamin Abalos Jr., yang memimpin serah terima jabatannya dari otoritas Indonesia di Jakarta pada hari Kamis.

“Saya telah menerima ancaman pembunuhan dan saya meminta bantuan (dari pihak berwenang Filipina),” kata Guo dalam jumpa pers tak lama setelah kedatangannya di Manila.

Abalos berkomitmen untuk memberikan keamanan bagi Guo, tetapi mendesaknya untuk mengungkapkan kebenaran. “Ungkapkan semua nama untuk menegakkan keadilan dan mengakhiri semua ini. Itulah satu-satunya cara kita dapat membantunya,” katanya.

Senat meluncurkan penyelidikan terhadap Guo pada bulan Mei setelah penggerebekan pada bulan Maret oleh penegak hukum di sebuah kasino di kota Bamban, tempat ia menjadi walikota, mengungkap apa yang mereka katakan sebagai penipuan yang dijalankan dari fasilitas yang dibangun di atas tanah yang sebagian dimiliki Guo.

Guo menjadi wali kota kota Bamban di provinsi Tarlac di Filipina utara pada tahun 2022. Ia mencalonkan diri sebagai warga negara Filipina tetapi sidik jarinya kemudian ditemukan cocok dengan sidik jari warga negara China, Guo Hua Ping, kata Biro Investigasi Nasional pada bulan Agustus.

Pada bulan Agustus, kantor antikorupsi mencopotnya sebagai wali kota dengan alasan pelanggaran berat atas dugaan hubungannya dengan operasi perjudian ilegal di Bamban.

($1 = 55,98 peso Filipina)

(Laporan oleh Mikhail Flores dan Adrian Portugal; Pelaporan tambahan oleh Stanley Widianto di Jakarta; Penyuntingan oleh Michael Perry)

Sumber