Meningkatkan Kemampuan Penanggulangan Bencana di Indonesia (EN/ID) – Indonesia

Lampiran

KONTEKS

Indonesia memiliki populasi terbesar keempat di dunia, dengan lebih dari 270 juta jiwa tersebar di lebih dari 17.000 pulau. Terletak di Cincin Api Pasifik, negara ini sering mengalami gempa bumi, letusan gunung berapi, tsunami, dan bencana terkait cuaca seperti banjir, tanah longsor, dan kebakaran hutan.

Luasnya wilayah Indonesia memberikan tantangan dalam tanggap bencana alam. Penyaluran bantuan bencana kepada masyarakat di daerah terpencil seringkali memerlukan waktu tambahan. Dalam kondisi bencana, penundaan bantuan darurat akan membahayakan nyawa dan memperburuk potensi dampak terhadap masyarakat dan mata pencaharian. Organisasi masyarakat sipil (CSO) sangat penting untuk mengisi kesenjangan waktu tanggap dan memberikan bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan dengan cepat. Namun, kemampuan organisasi masyarakat sipil dalam tanggap bencana seringkali terbatas karena kurangnya pengalaman dan keahlian.

Pasca tsunami Samudera Hindia yang melanda Aceh pada tahun 2004, banyak terbentuk CSO di Indonesia. Humanitarian Forum Indonesia (HFI) dibentuk pada tahun 2008 dengan misi menciptakan kemitraan dan meningkatkan koordinasi antar organisasi kemanusiaan di Indonesia. HFI saat ini terdiri dari 20 anggota CSO.

USAID HFI Memperkuat Kapasitas dan Pendampingan OMS dalam Tanggap Darurat, Koordinasi dan Advokasi (HFI STEADY)

Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) bermitra dengan Humanitarian Forum Indonesia (HFI), sebuah asosiasi yang terdiri dari 20 organisasi masyarakat sipil berbasis agama, untuk memperkuat kapasitas anggota HFI dalam bertindak sebagai petugas pertolongan pertama jika terjadi bencana alam. USAID HFI STEADY memberikan pelatihan teknis dan pendampingan dalam respon kemanusiaan, kesiapsiagaan, koordinasi, dan advokasi sebelum dan pada saat bencana.

USAID HFI STEADY berfokus pada peningkatan kemampuan OMS dalam memobilisasi sumber daya dan meningkatkan kapasitas manajemen bencana mereka sejalan dengan standar kemanusiaan internasional. Kegiatan ini juga mengembangkan lima pusat OMS untuk meningkatkan koordinasi dalam penanggulangan bencana di tingkat sub-nasional. USAID HFI STEADY bekerja di provinsi Sumatera Utara, DKI Jakarta, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur.

HASIL UTAMA

USAID HFI STEADY berupaya memberdayakan OMS sebagai responden pertama melalui pelatihan, dukungan, dan berbagi pengetahuan yang ditargetkan. Pada tahun pertamanya, USAID HFI STEADY telah:

  • Mengembangkan alat penilaian untuk mengevaluasi kapasitas organisasi 18 OMS untuk memungkinkan penyampaian pelatihan dan dukungan yang ditargetkan;
  • Memfasilitasi hubungan pendampingan antara lima OMS anggota HFI dengan skor penilaian tertinggi dan lima OMS anggota dengan skor terendah untuk meningkatkan kemampuan perencanaan dan pengelolaan mereka;
  • Peningkatan akuntabilitas OMS anggota HFI dalam pekerjaan kemanusiaan melalui pengarusutamaan gender dan inklusi sosial, safeguarding, dan mekanisme umpan balik yang efektif;
  • OMS anggota HFI yang terlatih mengenai manajemen keuangan proyek dan kepatuhan donor; Dan
  • Bekerja dengan lima belas organisasi masyarakat sipil anggota HFI untuk mengembangkan kode etik penggalangan dana bersama untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam praktik penggalangan dana mereka.

KONTAK

Munkhzaya Badarch, USAID di [email protected]
Miranti Husein, HFI di [email protected]

Sumber

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here