Pemindahan Bapak Budi Karya dilakukan saat Indonesia bersiap untuk memindahkan status ibu kota dari Jakarta di Jawa ke Nusantara di Kalimantan Timur. Namun pemindahan tersebut menemui sejumlah kendala.
Minggu lalu, Bapak Widodoyang populer dengan sebutan Jokowi, menunda kepindahannya ke Nusantara di tengah upaya untuk memastikan pasokan air minum dan listrik tetap berjalan.
Sebelumnya ia menyatakan keyakinannya untuk merelokasi kantornya ke Kalimantan Timur pada awal Juli.
Proyek ambisius senilai US$32 miliar ini telah Juga telah berjuang untuk menarik investor dan memiliki mengalami penundaan, karena infrastruktur utama masih belum selesai hanya beberapa minggu sebelum perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus, kapan pelantikan resmi Nusantara dijadwalkan akan berlangsung.
Jokowi belum menandatangani keputusan presiden untuk memformalkan Nusantara sebagai ibu kota baru, membuat rencana pemindahan menjadi tidak menentu.
Ia juga mengatakan bahwa keputusan tersebut dapat ditandatangani oleh penggantinya yang baru, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, yang akan dilantik sebagai presiden pada 20 Oktober.
“Kita tidak mau memaksakan sesuatu yang belum (siap), jangan dipaksakan,” kata Presiden Jokowi kepada media di Jakarta, 8 Juli lalu.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menghubungkan terhambatnya pembangunan IKN dengan cuaca buruk.
“Hujan deras telah berdampak signifikan terhadap jadwal kami,” kata Basuki, meskipun ia telah memastikan bahwa pasokan air akan dimulai pada 18 Juli.
Juru bicara Kementerian Perhubungan, Ibu Adita Irawati mengatakan, platform berita Kompas bahwa Bapak Budi Karya bekerja di Nusantara selama tiga hari dan kembali ke Jakarta pada hari Sabtu.
Menanggapi permasalahan terkait utilitas dasar seperti air dan listrik di IKN, Ibu Adita menyampaikan bahwa permasalahan tersebut tidak mengganggu operasional kerja yang dilakukan oleh menteri.
“Fasilitas dasar disediakan (di IKN) dan operasi kantor kami hanya dalam skala kecil,” tambahnya.
