Menyederhanakan pengurangan risiko bencana secara proaktif | Ekonomi Politik
Menyederhanakan pengurangan risiko bencana secara proaktif

Pengurangan risiko bencana seringkali menjadi perhatian kita setelah suatu bencana terjadi. Bagaimana jika kita mulai mengatasi risiko bencana sebelum bencana terjadi? Hari Internasional untuk Pengurangan Risiko Bencana, yang diperingati setiap tahun pada tanggal 13 Oktober, memberikan pengingat penting untuk beralih dari tanggap bencana ke pencegahan bencana.

Saat kita merenungkan hari ini, terutama di negara yang sering dilanda bencana alam, kita harus sepakat bahwa pengurangan risiko bencana memerlukan pendekatan multi-aspek, yang tidak hanya mencakup dampak bencana, tetapi juga masa depan yang lebih bersifat preventif dan berketahanan.

Di Pakistan, dimana banjir, GLOF dan gempa bumi merupakan bagian dari kenyataan yang ada, kita menyadari adanya kebutuhan besar untuk memikirkan kembali cara kita menangani bencana. Kerangka Kerja Pengurangan Risiko Bencana Sendai, yang diadopsi pada tahun 2015, mendorong negara-negara untuk mengalihkan fokus mereka dari pengelolaan bencana ke pencegahan bencana. Namun kebijakan seperti ini sering kali masih jauh dari jangkauan, bahkan hampir bersifat akademis. Mereka disusun dalam konferensi global dan dibahas oleh para ahli. Agar efektif, mereka perlu beresonansi dengan masyarakat awam.

Sebagai seorang analis kebijakan, seseorang harus bergulat dengan kesenjangan ini. Bagaimana kita menerjemahkan Kerangka Sendai menjadi sesuatu yang nyata; sesuatu yang bisa disampaikan kepada seorang petani di Punjab atau anak sekolah di Karachi?

Salah satu alat paling ampuh untuk menjembatani kesenjangan ini adalah pendidikan. Tema IDDRR 2024, yaitu Empowering the Next Generation for a Resilient Future, berakar kuat pada gagasan ini. Pemberdayaan anak-anak dan remaja melalui pendidikan merupakan salah satu cara paling efektif untuk membangun ketahanan terhadap bencana. Mereka adalah pemimpin masa depan dan akan mewarisi tantangan dan solusinya.

Pakistan, negara yang rentan terhadap banyak bencana alam, mempunyai banyak potensi untuk menjadi model yang tahan bencana dengan berfokus pada kesiapsiagaan bencana di tingkat masyarakat dan sekolah.

Kerangka Kerja Keselamatan Sekolah Komprehensif, yang didukung oleh Aliansi Global untuk Pengurangan Risiko Bencana dan Ketahanan di Sektor Pendidikan, adalah contoh yang sangat baik tentang bagaimana Pakistan dapat membuat sekolah lebih aman sekaligus memupuk budaya kesiapsiagaan.

Sekolah seharusnya tidak hanya menjadi bangunan tahan bencana tetapi juga pusat pengajaran kepada anak-anak bagaimana menanggapi peringatan dini dan mengambil tindakan untuk melindungi diri mereka sendiri dan komunitas mereka.

Bayangkan sebuah kerangka dimana kesiapsiagaan bencana merupakan mata pelajaran yang diajarkan di setiap sekolah, dimasukkan ke dalam kurikulum bersama dengan sains dan sejarah. Anak-anak akan tumbuh tidak hanya dengan mengetahui risikonya tetapi juga memahami cara menguranginya.

Jangan berhenti di sekolah saja. Tantangan dan peluang sebenarnya terletak pada keterlibatan masyarakat. Kebijakan tidak ada dalam ruang hampa. Mereka membutuhkan pengalaman langsung dari orang-orang di lapangan. Pengurangan risiko bencana di Pakistan mengharuskan para pembuat kebijakan untuk mendengarkan dan berkolaborasi dengan masyarakat lokal.

Masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana sering kali memiliki wawasan penting mengenai lingkungan setempat. Pengetahuan mereka mengenai pola cuaca, medan dan bencana yang pernah terjadi dapat meningkatkan kesiapsiagaan dan respons terhadap bencana secara signifikan. Sayangnya, suara mereka sering kali absen dalam diskusi tingkat tinggi.

Pengetahuan tradisional, dipadukan dengan teknologi modern dan kerangka kerja seperti Sendai, menciptakan strategi pengurangan risiko bencana yang ampuh. Pendekatan kolaboratif ini memastikan bahwa rencana tidak hanya terlihat bagus di atas kertas namun juga efektif dalam praktik.

“Membangun Kembali dengan Lebih Baik” adalah konsep lain yang menurut saya sangat menarik. Setelah setiap bencana, ada upaya untuk membangun kembali apa yang hilang. Bagaimana jika kita membangun kembali dengan lebih cerdas dengan cara mempersiapkan kita menghadapi bencana di masa depan?

Hal ini tidak hanya berarti bangunan yang lebih kuat namun juga sistem layanan kesehatan, pendidikan, dan pemerintahan yang lebih kuat. Semua negara harus memiliki ketahanan untuk menghadapi krisis. Di Pakistan, dimana dampak bencana dapat menyebabkan kemunduran bagi masyarakat selama bertahun-tahun, membangun kembali dengan lebih baik bukanlah sebuah kemewahan; itu suatu keharusan.

Hari Pengurangan Risiko Bencana Internasional merupakan sebuah pengingat bahwa bencana tidak harus menjadi tragedi yang tidak bisa dihindari. Pakistan mempunyai peluang untuk memimpin peralihan dari tindakan reaktif ke proaktif. Sebagai sebuah bangsa, kita mempunyai ketahanan, namun ketahanan bukan sekedar tentang bangkit kembali – tapi juga tentang mencegah kejatuhan.

Hari ini adalah panggilan untuk berpikir di luar kotak. Pengurangan risiko bencana bukan hanya sekedar kebijakan dan kerangka kerja; ini juga tentang kehidupan manusia dan memastikan bahwa generasi mendatang mewarisi dunia yang lebih aman.

Dengan berfokus pada pendidikan, menggabungkan pengetahuan masyarakat adat dan berkomitmen untuk membangun kembali dengan lebih baik, Pakistan dapat menjadi model kesiapsiagaan bencana. Hal ini memerlukan upaya kolektif – mulai dari pembuat kebijakan, pemimpin daerah, hingga individu.

Hanya dengan bekerja sama kita dapat mengurangi risiko bencana dan menciptakan masa depan di mana risiko-risiko tersebut dapat dikelola, dimitigasi, dan, dalam beberapa kasus, dihilangkan. Kita semua harus mewujudkan kerangka kerja ini dan memastikan bahwa kerangka tersebut membawa perubahan nyata pada kehidupan orang-orang yang seharusnya dilindungi.


Penulis adalah seorang analis kebijakan dan peneliti dengan gelar master di bidang kebijakan publik dari King's College, London.

Sumber

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here