Merevitalisasi lanskap kesehatan Indonesia: Peremajaan yang strategis – Barisan Depan

Dalam mewujudkan impian Indonesia untuk menjadi negara maju, prioritas harus diberikan pada kesehatan dan kesejahteraan rakyatnya. Itulah sebabnya transformasi lanskap kesehatan melalui peremajaan menjadi sangat penting di tengah perubahan cepat yang didorong oleh teknologi digital, menurut seorang praktisi akademis transisi karier, Rudolf Tjandra.

Sambil memastikan transformasi yang dibutuhkan untuk menyegarkan strategi, melibatkan konsumen yang lebih muda, dan membangun kepercayaan, Rudolf mengungkapkan bagaimana kaum muda memainkan peran penting dalam perubahan di bidang kesehatan dan kebugaran.

“Generasi milenial dan Gen Z menjadi pusat perhatian sebagai konsumen utama, membawa serta ekspektasi, preferensi, dan nilai-nilai baru. Di antara semua itu, kesehatan dan kebugaran menjadi pusat perhatian,” katanya.

Ia mengatakan generasi yang melek digital ini sadar akan kesehatan, mencari keaslian dan kesejahteraan holistik. “Mereka beralih ke platform daring untuk mendapatkan informasi, saran, dan bahkan kebutuhan belanja. Bagi merek kesehatan, adaptasi bukan sekadar pilihan – tetapi keharusan,” katanya.

Menurut Rudolf, kepercayaan adalah mata uang kesehatan. Di Indonesia, keputusan kesehatan bersifat komunal dan sangat terkait dengan norma budaya. Oleh karena itu, “peremajaan bukan hanya tentang peremajaan; tetapi tentang menjadi orang yang mudah didekati, kredibel, dan benar-benar menarik,” katanya.

Konsumen yang lebih muda, kata Rudolf, bersikap skeptis terhadap iklan tradisional yang hanya mengiklankan fitur produk, dan lebih tertarik pada merek yang menunjukkan kepedulian autentik terhadap kesejahteraan mereka. Oleh karena itu, ia menyarankan merek kesehatan untuk keluar dari kemasan steril dan terhubung pada level manusiawi.

Karena revolusi digital Indonesia sedang berlangsung pesat, dengan semakin banyaknya orang yang mengakses internet setiap harinya, sehingga menciptakan peluang yang sangat luas, merek kesehatan disarankan untuk memanfaatkan momentum ini.

“Strategi digital yang tangguh – seperti keterlibatan media sosial, e-commerce, dan pemasaran digital yang terarah – tidak lagi menjadi pilihan. Strategi ini adalah jalur penghubung merek dengan konsumen,” katanya.

“Memahami kebutuhan, preferensi, dan kendala mereka di dunia digital adalah hal yang tidak bisa ditawar,” katanya.

Ia mengatakan peremajaan juga tentang inovasi produk untuk memenuhi kebutuhan unik anak muda Indonesia.

“Bahan-bahan alami, solusi kesehatan yang dipersonalisasi, dukungan kesehatan mental—inilah fondasi relevansi. Merek yang mendengarkan, beradaptasi, dan menciptakan penawaran yang selaras dengan kebutuhan ini akan berkembang pesat,” katanya.

Menurutnya, untuk benar-benar melibatkan kaum muda, merek kesehatan membutuhkan lebih dari sekadar pemasaran yang monoton.

“Mereka butuh pesan yang menyentuh hati, memicu percakapan, dan menciptakan rasa kebersamaan. Ya, iklan TV masih penting, tetapi iklan TV bukan lagi satu-satunya alat komunikasi. Gabungkan iklan TV dengan upaya media digital dan sosial, dan tiba-tiba Anda menjadi bagian dari percakapan, bukan sekadar meneriakkannya,” ungkapnya.

Menyoroti manfaat peremajaan, Rudolf mengatakan pasar kesehatan Indonesia adalah pasar yang ramai, dengan merek lokal dan internasional bersaing untuk mendapatkan perhatian.

“Peremajaan bukan sekadar sentuhan kosmetik; itu adalah resep rahasia yang membantu merek menonjol. Inovasi dan tanggung jawab sosial menjadi ciri khas mereka, menarik bagi konsumen muda yang mendambakan keduanya,” katanya.

Selain membantu merek menonjol, peremajaan juga mendorong keterlibatan masyarakat dan advokasi merek.

“Merek yang direvitalisasi dapat memimpin perubahan dalam pendidikan kesehatan masyarakat. Bayangkan kemitraan dengan para profesional kesehatan, influencer, dan pemimpin masyarakat. Bersama-sama, mereka mempromosikan perawatan kesehatan preventif, nutrisi yang tepat, dan gaya hidup sehat. Kepercayaan dan kredibilitas tumbuh secara organik ketika merek secara aktif berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat mereka,” katanya.

Ia juga menjelaskan bagaimana konsumen muda memainkan peran penting dalam mempromosikan merek berkat peremajaan. “Konsumen muda bukanlah penonton pasif; mereka adalah pendukung aktif,” katanya.

Ia melanjutkan dengan mengatakan bahwa peremajaan memberdayakan mereka untuk berbagi perjalanan kesehatan mereka, mendukung merek yang sejalan dengan nilai-nilai mereka, dan menyebarkan informasi. “Promosi dari mulut ke mulut ini membangun loyalitas dan meningkatkan reputasi merek,” katanya.

Menurut laporan Consumption Value of Health and Wellness Products tahun 2022 yang dirilis oleh Statista, pada tahun 2022, nilai produk kesehatan dan kebugaran di Indonesia mencapai sekitar US$12,47 miliar. Angka ini diperkirakan akan terus tumbuh di tahun-tahun mendatang.

Data dari Global Wellness Institute (GWI) menunjukkan bahwa ekonomi kesehatan Indonesia berkembang dari nilai $35 miliar pada tahun 2017 menjadi $36,4 miliar pada tahun 2020.

Pemeringkatan ini menempatkan Indonesia pada posisi ke-19 dari 218 negara yang diukur secara global dan menduduki peringkat ke-7 di kawasan Asia-Pasifik.

Rudolf mengatakan bahwa merombak merek kesehatan Indonesia bukan hanya tentang margin keuntungan; tetapi tentang bangsa yang lebih sehat.

“Dengan menargetkan konsumen yang lebih muda dengan strategi yang relevan, tepercaya, dan menarik, merek dapat memimpin perubahan dalam membentuk lanskap kesehatan dan kebugaran yang terus berkembang. Peremajaan ini bukan sekadar kosmetik – melainkan strategis. Hal ini menguntungkan bagi bisnis dan masyarakat,” pungkasnya.

Sumber