Paus Fransiskus akan memulai perjalanan terpanjang, terjauh dan mungkin paling menantang dalam masa kepausannya saat ia memulai tur Asia-Pasifik selama 12 hari yang diharapkan akan menyoroti ancaman lingkungan, menekankan dialog antaragama dan memperkuat pentingnya Asia bagi gereja Katolik.
Pria berusia 87 tahun itu akan berangkat pada hari Senin untuk melakukan tur di Indonesia, Papua NuginiTimor Leste dan Singapura, perjalanan yang akan menempuh jarak lebih dari 20.000 mil melalui udara.
Awalnya direncanakan pada tahun 2020 tetapi ditunda karena pandemi virus corona, kunjungan tersebut dipandang sebagai penghormatan kepada pentingnya Asia, salah satu dari sedikit tempat di mana gereja bertumbuh dalam hal umat beriman yang dibaptis dan panggilan religius.
Fransiskus dijadwalkan akan menjadi pembicara utama di lebih dari 40 acara selama lawatan ambisius tersebut. “Ini adalah unjuk kekuatan bagi Paus Fransiskus,” kata Massimo Faggioli, seorang akademisi Italia, kepada Reuters.
Shihoko Goto, direktur Program Indo-Pasifik di Wilson Center, Washington, mengatakan kunjungan tersebut, yang dilakukan saat Paus tengah berjuang melawan masalah kesehatan, “menyatakan banyak hal tentang pentingnya strategis Asia bagi gereja”.
Perhentian pertama Fransiskus adalah Indonesianegara dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar di dunia. Fransiskus akan mengunjungi masjid utama di Jakarta dan diperkirakan akan mengunjungi satu bangunan unik yang dibangun pada tahun 2020 sebagai simbol kerukunan beragama: “Terowongan Persahabatan” bawah tanah yang menghubungkan masjid tersebut dengan katedral Katolik di negara tersebut.
Ia akan didampingi oleh imam besar, Nasaruddin Umar, dan keduanya dijadwalkan untuk kemudian mengambil bagian dalam pertemuan lintas agama. Fransiskus, yang pada tahun 2019 menjadi Paus pertama yang mengunjungi Jazirah Arab, telah lama mengisyaratkan bahwa dialog Katolik-Muslim merupakan prioritas.
Paus juga dijadwalkan bertemu dengan presiden Indonesia yang akan lengser, Joko Widodo, dan mengadakan misa untuk sekitar 80.000 orang di stadion Jakarta, kata seorang pejabat gereja Indonesia kepada Associated Press.
Di Papua Nugini, Fransiskus akan bertemu dengan para misionaris dari negara asalnya, Argentina. Diyakini bahwa ia akan memanfaatkan kunjungannya untuk mengatasi ancaman perubahan iklim, dengan menyebutkan tantangan seperti naiknya permukaan air laut dan gelombang panas serta topan yang semakin parah.
Ia kemudian akan menuju Timor Timur untuk merayakan misa di lapangan terbuka yang sama di mana Paus Yohanes Paulus II mempersembahkan liturgi tahun 1989Mantan Paus tersebut kemudian dianggap membantu menyoroti pendudukan brutal Indonesia di dunia.
Sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Katolik, Timor Timur mungkin akan memaksa Fransiskus untuk menghadapi skandal pelecehan seksual oleh pendeta. Pada tahun 2022, Vatikan dikonfirmasi bahwa mereka telah menjatuhkan sanksi kepada uskup Carlos Ximenes Belo, seorang pahlawan kemerdekaan Timor Timur, setelah adanya tuduhan bahwa ia melakukan pelecehan seksual terhadap anak laki-laki pada tahun 1990-an.
Tidak ada kabar mengenai apakah kunjungan Fransiskus akan mencakup referensi apa pun kepada Belo, yang tetap dihormati atas upayanya untuk memenangkan kemerdekaan Timor Timur dari kekuasaan Indonesia.
Perhentian terakhir Paus adalah Singapuratempat tiga perempat penduduknya berasal dari Tiongkok. Para analis menggambarkan pemberhentian tersebut sebagai bagian dari upaya Vatikan untuk meningkatkan hubungannya dengan Tiongkok, yang merupakan rumah bagi sekitar 12 juta umat Katolik.
Minggu lalu Vatikan melaporkan “kepuasannya” bahwa Tiongkok telah secara resmi mengakui uskup Tianjin, Melchior Shi Hongzhen, yang dilantik Vatikan pada tahun 2019. Takhta Suci menggambarkan pengakuan resmi Tiongkok terhadapnya berdasarkan hukum sipil sebagai “buah positif dari dialog yang telah terjalin selama bertahun-tahun antara Takhta Suci dan pemerintah Tiongkok”.
Dengan kontribusi dari Associated Press dan Reuters.
