Pembatalan larangan ekspor pasir laut di Indonesia memicu reaksi balik dari masyarakat pesisir yang terancam
Keluar Presiden Joko Widodopembalikan kontroversial IndonesiaLarangan ekspor pasir laut yang sudah lama diterapkan oleh pemerintah telah memicu reaksi balik dari para pemerhati lingkungan dan masyarakat pesisir, yang memperingatkan bahwa tindakan tersebut dapat merusak ekosistem laut dan membahayakan pulau-pulau kecil yang sudah terancam oleh erosi.

Afdillah, juru kampanye kelautan di Greenpeace Indonesia, mengatakan kepada This Week in Asia bahwa pencabutan larangan tersebut “menambah daftar panjang dosa lingkungan (Widodo), yang manfaatnya tidak sebanding dengan kerusakan lingkungan, ekonomi dan sosial yang dirasakan oleh masyarakat yang terkena dampak.”

Awal bulan ini, kementerian perdagangan negara tersebut mengumumkan bahwa mereka telah merevisi undang-undang yang melarang ekspor pasir laut untuk mematuhi peraturan pemerintah. dikeluarkan oleh Widodo pada bulan Mei tahun laluyang memungkinkan penambang mengekspornya selama kebutuhan dalam negeri telah terpenuhi. Berdasarkan revisi undang-undang tersebut, Kementerian Perdagangan mengklasifikasikan pasir laut sebagai salah satu bentuk sedimentasi dan mengklaim bahwa pembuangan pasir tersebut dapat meningkatkan kesehatan ekosistem laut dan mencegah gangguan jalur pelayaran.

“Pengaturan ekspor pasir laut dapat mengoptimalkan hasil sedimentasi di laut untuk kepentingan pengembangan dan rehabilitasi ekosistem pesisir dan laut,” kata Isy Karim, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian, dalam pernyataannya pada 9 September.

Seorang pekerja mengisi gerobak dorong dengan pasir di dekat lokasi konstruksi di Singapura pada tahun 2007. Foto: AFP
Seorang pekerja mengisi gerobak dorong dengan pasir di dekat lokasi konstruksi di Singapura pada tahun 2007. Foto: AFP

Indonesia merupakan pemasok utama pasir laut ke Singapura pada tahun 1970an, sehingga memicu proyek reklamasi lahan besar-besaran di negara tersebut. Menurut lembaga pemikir Tenggara Strategics, pasir laut Indonesia berkontribusi terhadap perluasan wilayah daratan Singapura sebesar 25 persen dari tahun 1976 hingga 2001.

Sumber

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here