Pemimpin Indonesia gelar rapat kabinet pertama di ibu kota masa depan yang belum rampung

JAKARTA, Indonesia (AP) — Presiden Indonesia Joko Widodo mengadakan rapat kabinet pertamanya di ibu kota masa depan Nusantara, di tengah-tengah bermil-mil lokasi konstruksi dan keraguan tentang keberlanjutan mega proyek yang ambisius tersebut.

Widodo memulai bekerja dari kota dua minggu lalu, menggunakan kantor di dalam lokasi pembangunan istana baru yang besar berbentuk Garuda berbentuk elang yang merupakan simbol negara. Kota ini akan menyelenggarakan perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia yang pertama dalam waktu kurang dari seminggu.

Tampil bersama penggantinya, Presiden terpilih Prabowo Subianto, di depan istana, Widodo menegaskan bahwa upaya pembangunan senilai $33 miliar yang kontroversial itu akan sepadan.

“Ibu kota Nusantara adalah kanvas yang mengukir masa depan. Tidak semua negara memiliki kesempatan dan kemampuan untuk membangun ibu kotanya mulai dari nol,” kata Widodo.

Subianto berjanji bahwa pemerintahannya akan melanjutkan pembangunan kota baru tersebut setelah dilantik pada tanggal 20 Oktober.

“Kita pasti selesaikan, walaupun rencana garis besarnya sudah puluhan tahun, seperti ibu kota negara lain juga butuh waktu yang sangat lama. Kita tidak boleh memaksakan, tapi saya optimis dalam lima tahun saya kira akan berjalan dengan sangat baik,” kata Subianto.

Hari Senin juga menyaksikan upacara peletakan batu pertama untuk istana wakil presiden, serta sejumlah gedung yang didanai swasta.

Pemerintah hanya berharap dapat membayar 20% dari anggaran yang direncanakan sebesar $33 miliar, sangat bergantung pada sektor swasta investasi untuk membangun infrastruktur utama dan fasilitas publik.

Dalam upaya untuk menarik investasi, awal bulan ini Widodo memberikan insentif modal baru kepada investor, termasuk hak atas tanah hingga 190 tahun.

Pembangunan kota baru dimulai pada pertengahan 2022, setelah Widodo mengumumkan rencana pemindahan ibu kota dari Jakarta. Kota metropolitan menderita akibat polusi dan kemacetan, rawan gempa bumi, dan tenggelam dengan cepat.

Para pejabat mengatakan, itu akan menjadi kota hijau futuristik yang berpusat di sekitar hutan dan taman yang memanfaatkan sumber energi terbarukan dan pengelolaan limbah cerdas, tersebar di area seluas sekitar 1.000 mil persegi (2.600 kilometer persegi).

“Udara sejuk, udara bersih, seperti yang kita impikan, kita ingin ibu kota yang hijau, baik energinya, kendaraan listriknya, lingkungannya, udaranya, dan semuanya,” kata Widodo kepada wartawan.

Namun, proyek yang menggunakan lahan yang diambil dari hutan Kalimantan ini telah dirundung kritik dari para pegiat lingkungan dan masyarakat adat, yang mengatakan bahwa proyek ini merusak lingkungan, semakin mempersempit habitat hewan langka seperti orangutan, dan menggusur masyarakat adat yang menggantungkan hidup pada lahan tersebut sebagai mata pencaharian mereka.



Sumber