Pemimpin Indonesia mengatakan tahap pertama ibu kota baru sudah 80% selesai dan dia akan segera berkantor di sana

JAKARTA, Indonesia (AP) — Presiden Indonesia Joko Widodo pada hari Rabu mengatakan pembangunan tahap pertama ibu kota baru negara yang ambisius itu sudah 80% selesai dan ia akan berkantor di sana setelah air bersih tersedia bulan depan.

“Saya sangat optimistis dengan kantor tersebut. Kita masih menunggu satu hal lagi, air, di bulan Juli,” kata Widodo di depan lokasi pembangunan Istana Kepresidenan baru di Jakarta, Kamis (23/10). Nusantara di pulau Kalimantan.

Widodo mengatakan kepada wartawan selama kunjungannya ke Nusantara bahwa ibu kota baru akan diresmikan secara resmi pada perayaan Hari Kemerdekaan ke-79 Republik Indonesia pada bulan Agustus.

Widodo berada di Nusantara sejak Selasa, sehari setelah pengunduran diri mendadak Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara, Bambang Susantono, beserta wakilnya, Dhony Rahajoe, tanpa alasan yang jelas. Widodo mengatakan pengunduran diri tersebut bersifat “pribadi” dan tidak mungkin menghambat investasi asing masa depan dalam proyek yang sudah bernilai $32 miliar.

Dalam kunjungannya, Widodo meresmikan sejumlah proyek pembangunan di Nusantara, termasuk waduk. Ia juga menghadiri upacara peletakan batu pertama pembangunan sekolah dan universitas.

Widodo mengatakan bandara Nusantara dijadwalkan selesai pada awal Agustus.

Pembangunan kota baru dimulai pada pertengahan tahun 2022 setelah Widodo mengumumkan bahwa Jakarta tidak lagi berstatus ibu kotaKota metropolitan menderita polusi dan kemacetanrawan gempa bumi dan tenggelam dengan cepat.

Ibu kota baru itu akan berukuran sekitar dua kali lipat Kota New York. Para pejabat mengatakan bahwa ibu kota itu akan menjadi kota hijau futuristik yang berpusat di sekitar hutan dan taman yang memanfaatkan sumber energi terbarukan dan pengelolaan limbah yang cerdas.

Namun, proyek tersebut menuai kritik dari para pegiat lingkungan dan masyarakat adat, yang mengatakan bahwa proyek tersebut merusak lingkungan, semakin mempersempit habitat hewan langka seperti orangutan, dan menggusur masyarakat adat yang menggantungkan hidup pada tanah tersebut sebagai mata pencaharian mereka.



Sumber