Pertikaian Indonesia dengan kapal-kapal Tiongkok menggarisbawahi kesulitan Indonesia dalam mempertahankan perairannya: para analis

Kebuntuan baru-baru ini antara penjaga pantai Indonesia dan kapal-kapal penangkap ikan Tiongkok menggarisbawahi perjuangan Jakarta untuk mempertahankan batas-batas maritimnya, kata para analis, dengan serangan yang berulang-ulang meningkatkan kekhawatiran tentang kapasitas negara untuk menjaga perairannya di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut.

Badan Penjaga Pantai Indonesia (Bakamla) mengatakan telah menemukan lima kapal penangkap ikan berbendera China pada hari Selasa berlabuh di sekitar perairan yang terletak 22 mil laut (40,7 km) di utara Tanjung Berakit, titik referensi utama untuk menentukan batas-batas perairan teritorial Indonesia di Laut Cina Selatan berdasarkan hukum maritim internasional.

“Meski dihubungi melalui radio, kelima kapal itu tidak merespons,” kata juru bicara Bakamla Kapten Yuhanes Antara dalam pernyataan yang dirilis pada Rabu. Ia mengatakan, awalnya penjaga pantai berasumsi kapal-kapal “mencurigakan” itu tengah menunggu untuk memasuki pelabuhan Singapura.

Pada Rabu dini hari, kapal patroli Bakamla telah mengawal kapal-kapal China ke skema pemisahan lalu lintas Singapura, sistem rute teratur yang mengatur lalu lintas laut di Selat Singapura, yang merupakan salah satu rute pelayaran tersibuk di dunia.

“Langkah tegas ini menunjukkan komitmen Bakamla dalam menjaga kedaulatan perairan Indonesia dari aktivitas ilegal yang dilakukan kapal asing,” kata Yuhanes tanpa merinci aktivitas kapal tersebut selama berada di wilayah Indonesia.

Sumber