Perusahaan batu bara di Indonesia mengabaikan emisi metana: lembaga pemikir energi

Oleh
Kantor Berita Vietnam

Senin, 29 Juli 2024 | 23:02 WIB

Perusahaan batubara di Indonesia mengabaikan emisi metana, sehingga mengaburkan dampak lingkungan penuh dari operasi mereka, lembaga pemikir energi yang berbasis di London, Ember, melaporkan pada hari Senin.

  Di tambang batu bara di Indonesia. Foto milik thejakartapost.com

Di tambang batu bara di Indonesia. Foto milik thejakartapost.com

Ember menganalisis profil emisi dari 10 perusahaan pertambangan batu bara besar di Indonesia, yang secara kolektif bertanggung jawab atas setengah dari produksi batu bara negara Asia Tenggara tersebut.

Ditemukan bahwa hanya empat dari 10 perusahaan yang memasukkan emisi metana tambang batu bara (CMM) dalam inventaris emisi mereka, yang menunjukkan bahwa dampak lingkungan dari penambangan batu bara di negara tersebut tidak diperhitungkan secara menyeluruh.

Menurut laporan Ember, emisi CMM perusahaan dapat melebihi 8 juta ton karbon dioksida (CO2) setara, lebih dari sepertiga potensi total emisi perusahaan.

Emisi CMM dari sebagian besar perusahaan batubara besar Indonesia mungkin setara atau lebih besar dari total emisi mereka dari pembakaran bahan bakar fosil dan listrik yang dibeli.

CMM, dikategorikan sebagai emisi buron atau pelepasan yang tidak disengaja, mengacu pada metana yang dilepaskan saat batubara diekstraksi atau lapisan tanah atas dihilangkan.

Metana hanya bertahan di atmosfer selama sekitar satu dekade, tetapi memiliki dampak pemanasan 28 kali lebih besar daripada CO2 dalam jangka waktu 100 tahun. Dalam jangka waktu 20 tahun, metana memiliki dampak pemanasan sekitar 80 kali lebih besar daripada CO2.

Para analis mendesak perusahaan batubara Indonesia untuk mulai menanggapi dampak emisi metana secara serius guna memenuhi standar keberlanjutan.



Sumber