Perusahaan Tiongkok dan Rusia merupakan salah satu investor asing pertama di ibu kota baru Indonesia, Nusantara, yang memiliki proyek pembangunan

JAKARTA: Kesepakatan pembangunan bernilai jutaan dolar oleh perusahaan-perusahaan besar Tiongkok dan Rusia telah resmi diluncurkan di Nusantara, kata Presiden Joko Widodo, menandai momen penting bagi ibu kota baru yang sebelumnya kesulitan mendapatkan pendanaan internasional.

Proyek-proyek tersebut – yang mencakup pengembangan properti, perhotelan dan pendidikan – diresmikan oleh Bapak Widodo pada upacara peresmian yang diadakan pada hari Rabu (25 September).

“Kami bertujuan untuk membangun ekosistem yang kuat dan berkelanjutan di Nusantara, memastikannya menjadi tujuan investasi yang menarik,” kata Presiden Widodo dalam komentar yang dilansir kantor berita Antara. “Hal ini menunjukkan kepercayaan para investor baik lokal, domestik, maupun internasional bahwa Nusantara merupakan tempat yang sangat menarik untuk berinvestasi.”

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyatakan optimismenya terhadap investasi baru ini dan mengatakan bahwa investasi tersebut dapat mendorong lebih banyak investasi internasional yang akan menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan peluang usaha di seluruh Indonesia.

Proyek properti perdana Tiongkok di Nusantara akan dipelopori oleh Delonix Group, sebuah perusahaan pariwisata dan perhotelan terkemuka Tiongkok dengan investasi sebesar 500 miliar rupiah (US$32,5 juta). Kompleks terpadu seluas 2,42 hektar yang direncanakan akan terdiri dari hotel dengan 200 kamar, apartemen mewah, pusat perbelanjaan, perkantoran, dan fasilitas olahraga.

Magnum Estate International dari Rusia, pengembang real estate mewah terkemuka di Bali, akan meluncurkan kompleks resor terintegrasi seluas 1,3 hektar yang menampung apartemen berlayanan dan ruang komersial, dengan perkiraan biaya serupa hingga 500 miliar rupiah.

Sebuah fasilitas pendidikan internasional, yang melayani 750 siswa dari pendidikan pra-sekolah hingga sekolah menengah atas, akan dikembangkan oleh AIS Australia yang mengelola banyak sekolah internasional kurikulum Australia di luar negeri.

Dengan biaya 150 miliar rupiah (US$9,8 juta), kampus baru ini akan menampilkan ruang pertunjukan seni, amfiteater dalam ruangan, dan kolam renang berukuran semi Olimpiade serta memamerkan laboratorium sains mutakhir dan fasilitas STEM.

Nusantara secara luas dipandang sebagai warisan Presiden Widodo.

Masa jabatan presidennya akan berakhir pada 20 Oktober.

Pada tahun 2019, ia mengambil keputusan untuk memindahkan ibu kota Indonesia dari Jakarta, sebuah kota besar yang ramai namun tenggelam dan padat. Namun muncul kekhawatiran mengenai kelayakan proyek dan seberapa inklusif dan bermanfaatnya ibu kota baru tersebut.

Presiden terpilih Prabowo Subianto berjanji untuk terus membangun Nusantara setelah menjabat pada bulan Oktober.

Nusantara bisa melihat lebih banyak proyek inovatif, kata Widodo. “Dalam seminggu, kita mungkin melihat investor lain siap memulai proyek baru,” katanya, seraya menambahkan bahwa lebih banyak investor juga telah mengajukan proposal dan surat niat.

Secara terpisah, fasilitas pemerintah yang dibiayai APBN masih dalam tahap pembangunan, katanya.

Proyek lain yang diresmikan di Nusantara sebagian besar adalah hotel yang sedang dikembangkan bersama perusahaan Indonesia.

Sumber