Pendeknya:
Pemberontak separatis di wilayah Papua, Indonesia telah menewaskan seorang pilot helikopter Selandia Baru, menurut polisi daerah.
Pilot berusia 50 tahun itu tewas ketika pemberontak mengumpulkan orang-orang di dalam helikopter ketika mendarat di daerah terpencil.
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Selandia Baru mengatakan pihaknya mengetahui laporan tersebut dan kedutaan besarnya di Jakarta sedang mencari informasi dari pihak berwenang.
Pemberontak separatis di wilayah paling timur Indonesia Papua telah menewaskan seorang pilot helikopter Selandia Baru, menurut polisi daerah.
Pilot berusia 50 tahun yang bekerja di sebuah perusahaan swasta itu tewas ketika pemberontak mengumpulkan orang-orang yang berada di dalam helikopter ketika mendarat di daerah terpencil, kata polisi dalam sebuah pernyataan.
Polisi mengatakan keempat pekerja kesehatan Indonesia dan dua anak yang juga berada di pesawat itu selamat.
Para pemberontak menembak mati pilot tersebut, memasukkan jasadnya ke dalam helikopter dan membakarnya, tambah para pejabat.
Pemberontak Papua menangkap pilot Selandia Baru lainnya, Phillip Mehrtens, pada Februari tahun lalu.
Tuan Mehrtens masih ditahan, tetapi pada hari Minggu seorang juru bicara gerakan pro-kemerdekaan yang menangkap pilot tersebut mengatakan pihaknya berencana untuk membebaskannya.
Polisi mengatakan kelompok yang bertanggung jawab atas insiden hari Senin di distrik Alama, provinsi Papua Tengah adalah kelompok yang sama yang menahan Mehrtens.
Dihubungi AFP untuk dimintai komentar, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) tidak mengonfirmasi pihaknya bertanggung jawab atas pembunuhan itu tetapi mengatakan pilot tersebut telah memasuki wilayah terlarangnya.
“Itu adalah zona konflik yang kami larang, termasuk untuk aktivitas sipil. Semua dilarang masuk,” kata juru bicara kelompok itu, Sebby Sambom.
Pertempuran tingkat rendah untuk memperjuangkan kemerdekaan dari Indonesia telah berkecamuk di wilayah barat Papua yang kaya sumber daya, di mana serangan oleh pejuang kemerdekaan telah menjadi lebih mematikan dan lebih sering terjadi karena mereka telah mendapatkan persenjataan yang lebih baik.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Selandia Baru mengatakan pihaknya mengetahui laporan tersebut dan kedutaan besarnya di Jakarta tengah mencari informasi dari pihak berwenang. Pihaknya menolak berkomentar lebih lanjut.
Foto: Reuters/AFP
Diposting Bahasa Indonesia: diperbarui