Presiden Indonesia mulai bekerja dari ibu kota baru meskipun pembangunannya tertunda | Indonesia

Presiden Indonesia Joko Widodo telah mulai bekerja dari istana kepresidenan di ibu kota administratif baru negara yang ambisius, proyek unggulan dari dua periode jabatannya tetapi terganggu oleh penundaan.

Ibu kota akan dipindahkan dari Jakarta yang macet dan tenggelam ke kota terencana Nusantara di provinsi Kalimantan Timur di Kalimantan, tetapi proyek senilai $33 miliar yang diumumkan pada tahun 2019 itu terlambat berbulan-bulan – bahkan bertahun-tahun – dari jadwal.

“Saya tidak bisa tidur nyenyak… mungkin karena ini pertama kalinya,” kata Jokowi, panggilan akrab presiden itu, kepada wartawan setelah malam pertamanya di istana pada hari Senin. Istana sudah 90% rampung dan Jokowi mengatakan bahwa ribuan pekerja masih berada di lokasi.

“Mereka masih membersihkan dan melengkapinya. Semuanya berjalan dengan baik,” katanya. “Tidak ada masalah dengan air dan listrik … Internet juga berfungsi dengan baik.” Tidak jelas berapa lama ia berencana untuk bekerja di sana.

Bangunan yang sedang dibangun di Nusantara. Sebagian besar bangunan di kota ini belum selesai. Foto: Adi Weda/EPA

Nusantara dijadwalkan akan menggelar pameran pertamanya Indonesia Perayaan Hari Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus, yang juga diharapkan menjadi pemindahan resmi ibu kota dari Jakarta, sekitar 1.200 km (750 mil) jauhnya.

Namun, rencana relokasi tersebut dipertanyakan, di tengah lambatnya kemajuan konstruksi dan tenggat waktu yang terlewat, sehingga memaksa pengunduran diri Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara dan wakilnya bulan lalu.

Sebagian besar gedung kota baru itu belum rampung, dengan beberapa gedung kementerian hanya bisa digunakan di lantai bawah. Penundaan juga memengaruhi rencana pemindahan 12.000 pegawai negeri sipil ke Nusantara mulai Juli. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas mengatakan jadwal pemindahan akan disesuaikan dengan “kesiapan infrastruktur”.

Pemandangan udara ini menunjukkan Istana Kepresidenan masa depan Indonesia (tengah) di masa depan ibu kota Nusantara, di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, pada 11 Juli 2024. Foto: AFP/Getty Images

Awal bulan ini Jokowi mengatakan Nusantara akan selesai sekitar 15% pada Hari Kemerdekaan, tetapi keseluruhan kota diperkirakan tidak akan selesai sebelum tahun 2045.

Pemerintahan Widodo sangat bergantung pada investasi swasta untuk membangun kota, sementara negara hanya menanggung 20% ​​dari biaya, yang sebagian besarnya mencakup pembangunan infrastruktur dasar, gedung, dan utilitas di dalam “wilayah inti” pemerintahan.

Dalam upaya untuk menarik investasi, awal bulan ini Widodo menandatangani peraturan presiden yang memberikan hak-hak tertentu kepada investor, termasuk hak atas tanah hingga 190 tahun di masa mendatang.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan, pemerintah masih berupaya untuk mendapatkan tambahan 40 megawatt untuk mengalirkan listrik ke kota, namun saat ini kapasitas 10 megawatt yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga surya telah dibangun di Nusantara.

Waduk di dekatnya menyediakan “lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan” air minum bersih di kota baru tersebut, katanya.

Meskipun ada kemajuan yang telah dicapai, masih ada pertanyaan mengenai kapan ibu kota baru akan resmi dipindahkan karena Widodo belum mengeluarkan keputusan resmi. Sebelum keputusan tersebut ditandatangani, Jakarta tetap menjadi ibu kota negara.

Presiden Joko Widodo (kedua dari kanan) dan Basuki Hadimuljono (ketiga dari kiri), Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengendarai sepeda motor saat memeriksa kemajuan jalan tol baru yang menghubungkan Balikpapan dan ibu kota baru Nusantara. Foto: Istana Kepresidenan Indonesia/AFP/Getty Images

Widodo telah memberi sinyal bahwa keputusan tersebut mungkin akan dikeluarkan oleh presiden terpilih Prabowo Subiantoyang akan dilantik pada tanggal 20 Oktober.

Keterlambatan dalam meresmikan keputusan tersebut telah menimbulkan pertanyaan tentang lokasi pelantikan presiden, karena sesuai dengan konstitusi Indonesia, pengambilan sumpah jabatan harus dilakukan di ibu kota negara.

Minimnya investor dalam megaproyek tersebut juga menempatkan Prabowo dalam posisi sulit setelah dilantik. Menjanjikan keberlanjutan sebagai platform kampanyenya selama pemilihan presiden, Prabowo telah berjanji untuk melanjutkan proyek-proyek penting Widodo, termasuk Nusantara.

Sulfikar Amir, seorang profesor madya sains, teknologi, dan masyarakat di Nanyang Technological University di Singapura, mempertanyakan kecepatan pelaksanaan proyek ambisius tersebut, dan mengatakan bahwa ketergesaan tersebut telah memengaruhi pembiayaan dan perencanaan proyek secara signifikan.

“Siapa yang mau bekerja di tengah hutan dengan (a) minimnya infrastruktur?” ujarnya.

Associated Press dan Reuters berkontribusi pada laporan ini

Sumber