Provinsi Papua Tengah: Orang bersenjata membunuh pilot helikopter Selandia Baru di Papua, penumpang pribumi dibebaskan
NEW DELHI: Konfrontasi kekerasan meletus di wilayah Papua, Indonesia, pada hari Senin, ketika orang-orang bersenjata menyerbu sebuah helikopter, menewaskan Selandia Baru pilot tak lama setelah mendarat. Para penyerang, diduga berasal dari Tentara Pembebasan Papua Baratmembebaskan penumpang asli Papua — sangat kontras dengan nasib pilot, Glen Malcolm Conningyang hidupnya dihabisi secara brutal di desa terpencil Alama.
Conning, yang bekerja di perusahaan penerbangan Indonesia PT Intan Angkasa Air Service, baru saja mendarat di wilayah pegunungan Mimika, Provinsi Papua Tengahsaat penyergapan terjadi, menurut AP. Para penyerang, yang dilaporkan merupakan anggota sayap bersenjata Gerakan Papua Merdeka, tidak membuang waktu untuk membakar helikopter setelah membunuh pilotnya. Para penumpang, dua petugas kesehatan dan dua anak-anak, selamat, kemungkinan karena hubungan mereka dengan penduduk setempat, kata polisi.
Faizal Ramadhani, anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia sekaligus kepala pasukan gabungan pengamanan perdamaian di Papua, membenarkan tewasnya pilot dan para penyerang yang melarikan diri dengan cepat ke dalam hutan lebat. “Semua penumpang selamat karena mereka adalah warga lokal desa Alama,” kata Ramadhani seperti dikutip AP. Ia juga mengatakan bahwa desa itu terisolasi dan hanya dapat diakses melalui udara.
Tentara Pembebasan Papua Barat, melalui juru bicara Sebby Sambom, tidak membenarkan atau membantah bertanggung jawab atas serangan itu. Sambom mengeluarkan peringatan keras kepada pilot asing, dengan mengatakan, “jika itu terjadi, itu adalah kesalahannya sendiri karena memasuki wilayah terlarang kami…jika ada yang tidak patuh, mereka harus menanggung risikonya sendiri.”
Insiden ini telah membayangi hubungan yang sudah tegang antara penduduk asli Papua dan pihak berwenang Indonesia. Wilayah yang kaya akan mineral tetapi penuh dengan konflik ini telah lama menjadi titik api kekerasan. Serangan ini adalah yang terbaru dari serangkaian serangan mematikan, termasuk penculikan pilot Selandia Baru Philip Mark Mehrtens oleh kelompok pemberontak yang sama sejak Februari 2023.
Kementerian Luar Negeri Selandia Baru menyatakan keprihatinannya atas insiden tersebut, dan kedutaan besar di Jakarta tengah mencari informasi lebih lanjut. Situasi masih belum stabil, karena pasukan keamanan berusaha keras untuk menemukan para penyerang sementara masyarakat internasional mengawasi dengan saksama.
Kekerasan di Papua berakar dalam, yang dapat ditelusuri kembali ke penggabungan kontroversial Papua ke Indonesia pada tahun 1969 setelah pemungutan suara yang disponsori PBB, yang secara luas dikritik sebagai penipuan. Sejak saat itu, wilayah tersebut telah dilanda pemberontakan, yang dipicu oleh perbedaan budaya dan etnis yang mencolok antara penduduk asli Papua dan wilayah Indonesia lainnya.



Sumber