Rencana tanggul laut yang diusung Prabowo 'bukan obat' untuk masalah penurunan permukaan tanah di Indonesia, kata para ahli

Presiden baru Indonesia, Prabowo Subianto, berencana membangun tanggul laut raksasa di sepanjang pantai utara Jawa, yang sebagian didanai oleh investasi Tiongkok, namun para kritikus mengatakan proyek infrastruktur ambisius tersebut bukanlah obat mujarab untuk masalah penurunan permukaan tanah yang parah yang dihadapi wilayah tersebut.

Kakak laki-laki presiden terpilih dan penasihat utama, Hashim Djojohadikusumo, mengatakan pada tanggal 7 Oktober bahwa Prabowo akan mengunjungi Tiongkok bulan depan untuk menawarkan peluang investasi dalam proyek senilai US$60 miliar, yang diperkirakan akan membentang dari ibu kota saat ini, Jakarta, hingga Surabaya di Timur. Provinsi Jawa.

Tahap awal proyek ini difokuskan pada pembangunan tanggul laut di Teluk Jakarta, yang akan menelan biaya 164 triliun rupiah (US$10,55 miliar).

Pelantikan Prabowo dijadwalkan pada Minggu.

Menurut Hashim, proyek ini akan dibiayai melalui model kemitraan publik-swasta di mana 80 persen biayanya akan ditanggung oleh pengembang swasta sementara sisanya ditanggung oleh pemerintah Indonesia. Pengembang Tiongkok sangat tertarik karena mereka mencari peluang pertumbuhan di tempat lain di luar pasar properti Tiongkok yang “jenuh”, katanya.

“Saya akan temani Prabowo bulan depan ke Beijing, kita akan bertemu dengan investor (di sana). Siapapun yang mau ikut (proyek) tembok laut dipersilakan, (baik investor lokal, investor asing dari Doha, Dubai, Abu Dhabi, Hong Kong, Beijing, Shanghai, silakan,” kata Hashim.

Sumber

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here