Siapakah Gubernur Josh Shapiro, calon wakil presiden Harris?

Gubernur Pennsylvania Josh Shapiro telah menarik perhatian di dunia politik karena menentang Partai Republik dalam isu-isu utama seperti akses aborsi dan imigrasi.

Dan sekarang dia bisa membawa keterampilan politiknya ke Gedung Putih dengan sumber yang mengatakan kepada ABC News bahwa Shapiro adalah seorang pelopor untuk menjadi calon wakil presiden Kamala Harris.

Shapiro, 51 tahun, lahir di Kansas City, Missouri, dan dibesarkan di Dresher, Pennsylvania. Ia lulus dari University of Rochester pada tahun 1995.

Shapiro menghabiskan waktu bertahun-tahun di Capitol Hill bekerja untuk beberapa anggota Kongres dari Partai Demokrat, termasuk Senator Carl Levin dan Robert Torricelli. Selama masa itu, Shapiro memperoleh gelar sarjana hukum dari Universitas Georgetown pada tahun 2002.

Pada tahun 2004, ia memenangi pemilihan untuk distrik ke-153 di Dewan Perwakilan Rakyat Pennsylvania dan terpilih kembali tiga kali. Pada tahun 2011, Shapiro terpilih menjadi anggota Dewan Komisaris Montgomery County dan tetap berada di dewan tersebut selama lima tahun.

Pada tahun 2016, Shapiro terpilih sebagai jaksa agung Pennsylvania. Ia terpilih kembali pada tahun 2020 dengan lebih dari 3,4 juta suara.

Selama masa jabatannya, Shapiro menangani kasus-kasus besar, termasuk penyelidikan terhadap dugaan pelecehan seksual di Gereja Katolik dan penyelidikan perusahaan farmasi atas krisis opioid.

Shapiro juga menolak kebijakan konservatif mantan Presiden Donald Trump, termasuk usulan larangan perjalanan dari warga negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim. Setelah pemilihan umum 2020, Jaksa Agung Shapiro saat itu menentang sejumlah tuntutan hukum yang diajukan untuk menentang hasil pemilu.

Dua tahun lalu, Shapiro mencalonkan diri sebagai gubernur Pennsylvania dan mengalahkan penantang dari Partai Republik Doug Mastriano dengan lebih dari 792.000 suara.

Shapiro telah berbicara menentang pembatasan aborsi dan mendorong kebijakan untuk memperluas hak reproduksi.

“Sebagai gubernur, saya akan selalu menegakkan Konstitusi negara bagian kita dan melindungi hak perempuan untuk membuat keputusan atas tubuhnya sendiri dan memperoleh layanan perawatan kesehatan yang dibutuhkannya,” katanya dalam sebuah pernyataan minggu lalu menyusul perkembangan kasus aborsi di Pennsylvania.

Shapiro telah membantah seruan berulang kali dari Partai Republik negara bagian untuk mengerahkan Garda Nasional dalam menanggapi masuknya migran di negara bagian tersebut.

“Hal terakhir di dunia yang akan saya lakukan adalah mempertaruhkan nyawa para wanita dan pria pemberani dari Garda Nasional Pennsylvania untuk menjadi bagian dari pertikaian politik di perbatasan yang diciptakan oleh Gubernur (Texas) (Greg) Abbott,” kata Shapiro pada bulan Maret.

Shapiro, yang beragama Yahudi, juga telah menyatakan dukungannya terhadap Israel dalam konflik yang sedang berlangsung melawan Hamas dan menyerukan meningkatnya antisemitisme di negara dan kawasan itu.

Pada bulan Desember, ia mengkritik Presiden Universitas Pennsylvania saat itu, Liz Magill setelah sidang kongres tentang antisemitisme di kampus. Magill tidak menanggapi secara langsung pertanyaan dari Anggota DPR dari Partai Republik Elise Stefanik tentang apakah retorika antisemit yang dilaporkan, termasuk seruan untuk “genosida terhadap orang Yahudi,” merupakan pelecehan.

“Sejujurnya, saya pikir komentarnya benar-benar memalukan. Tidak sulit untuk mengutuk genosida,” kata Shapiro pada 6 Desember.

Magill mengundurkan diri lima hari kemudian.