Surplus perdagangan Indonesia pada bulan Juni adalah yang terkecil dalam empat bulan terakhir

JAKARTA: Surplus perdagangan Indonesia menyempit pada bulan Juni ke level terkecil dalam empat bulan karena ekspor meningkat kurang dari yang diharapkan di tengah pertumbuhan impor yang kuat, data dari kantor statistik menunjukkan pada hari Senin, setelah dua penambang tembaga besar menghentikan pengiriman.

Surplus bulan Juni sebesar $2,39 miliar, lebih rendah dari perkiraan rata-rata ekonom sebesar $2,98 miliar dalam survei Reuters, dan surplus revisi bulan Mei sebesar $2,92 miliar.

Nilai pengiriman dari Indonesia, ekonomi terbesar di Asia Tenggara, secara bertahap menurun dari puncaknya selama lonjakan komoditas global pada tahun 2022, di tengah melemahnya harga.

Beberapa ekonom mengatakan data bulan Juni tetap sejalan dengan ekspektasi pasar terhadap tren surplus perdagangan barang yang lebih sempit tahun ini, yang akan memperlebar defisit transaksi berjalan dan dapat menekan nilai tukar rupiah.

“Kami mengantisipasi defisit transaksi berjalan yang melebar, sejalan dengan surplus perdagangan yang menurun, terutama karena melemahnya permintaan global terhadap produk ekspor,” kata ekonom Hosianna Situmorang dari Bank Danamon melalui aplikasi pesan WhatsApp.

Ekspor bulan Juni naik 1,17% secara tahunan menjadi $20,84 miliar, lebih rendah dari perkiraan 5,46% dalam jajak pendapat Reuters.

Namun, penurunan 16% pada pengiriman produk pertambangan pada bulan Juni melemahkan pertumbuhan ekspor secara keseluruhan, termasuk penurunan pengiriman batu bara, baja, dan tembaga.

Perusahaan penambang tembaga Freeport Indonesia, unit dari raksasa pertambangan AS Freeport-McMoran, dan Amman Mineral Internasional, tidak dapat mengirimkan konsentrat tembaga ke pembeli luar negeri bulan lalu karena pemerintah Indonesia masih berupaya memperpanjang izin ekspor mereka.

Jakarta seharusnya menghentikan semua ekspor konsentrat tembaga pada akhir bulan Mei, tetapi pihak berwenang telah menjanjikan dispensasi sampai akhir tahun untuk Freeport dan Amman, yang pabrik peleburannya belum mencapai kapasitas penuh.

Izin baru Freeport dikeluarkan bulan ini, tetapi izin Amman masih diproses.

Impor bulan Juni bernilai $18,45 miliar, naik 7,58% secara tahunan, dibandingkan dengan perkiraan jajak pendapat sebesar 6,55%.

Peningkatan impor bahan bakar, serta bahan mentah dan barang konsumsi, mendorong pertumbuhan keseluruhan.

Perusahaan energi negara, PT.Pertamina, meningkatkan tender pembelian bahan bakar pada bulan Juni setelah kebakaran di salah satu unit produksinya di kilang Balikpapan. Perusahaan tersebut telah berupaya mendapatkan pengiriman produk seperti bahan bakar jet dan solar pada bulan Juni. – Reuters

Sumber