Inflasi Indonesia mencapai titik terendah dalam tiga tahun terakhir, memicu spekulasi penurunan suku bunga

(1 Oktober): Harga konsumen Indonesia naik pada laju paling lambat dalam hampir tiga tahun terakhir, sehingga kemungkinan besar bank sentral akan mempertimbangkan pelonggaran lebih lanjut pada bulan ini, di tengah pelonggaran harga pangan dan bahan bakar serta meningkatnya kekhawatiran terhadap lemahnya permintaan konsumen.

Inflasi naik 1,84% pada bulan September dari tahun sebelumnya, kata kantor statistik pada hari Selasa. Angka tersebut merupakan angka headline terendah sejak November 2021, dan berada di bawah perkiraan median sebesar 2% dalam jangka waktu satu tahun. Bloomberg survei ekonom.

Secara bulanan, indeks harga konsumen turun 0,12%. Hal ini memperpanjang laju deflasi Indonesia sejak bulan Mei, menjadikannya yang terpanjang sejak tahun 1999, menurut badan statistik tersebut.

Deflasi bulanan terutama didorong oleh faktor sisi penawaran, karena musim panen membuat komoditas seperti cabai dan tomat melimpah, kata Amalia Adininggar Widyasanti, penjabat kepala kantor statistik. Harga bahan bakar non-subsidi dan harga unggas, serta biaya sekolah juga mengalami penurunan, katanya.

Mendinginnya inflasi dengan cepat juga menimbulkan kekhawatiran terhadap kesehatan permintaan konsumen di negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini, dimana kelas menengah telah menyusut. Aktivitas manufaktur telah mengalami kontraksi sejak bulan Juli, dan penutupan pabrik telah menyebabkan PHK massal.

“Perlu dikaji lebih lanjut untuk menyimpulkan apakah hal ini mengindikasikan penurunan daya beli. Tidak bisa disimpulkan hanya dengan angka inflasi saja,” kata Widyasanti.

Bank Indonesia secara mengejutkan melakukan penurunan suku bunga pada bulan lalu, dan para pengambil kebijakan mengatakan masih banyak yang perlu dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Para ekonom memperkirakan pelonggaran lebih lanjut pada kuartal keempat, kemungkinan besar segera setelah pertemuan bank sentral berikutnya pada 16 Oktober.

“Dengan Bank Indonesia yang telah memasuki mode penurunan suku bunga pada bulan September, kami memperkirakan bank sentral akan memanfaatkan penurunan inflasi sebagai alasan lebih lanjut untuk memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin lagi pada bulan Oktober,” ekonom Barclays plc Brian Tan menulis dalam sebuah catatan. .

Yang pasti, inflasi inti, yang tidak mencakup dampak fluktuasi harga pangan dan energi, terus meningkat hingga 2,09% pada bulan September, karena kenaikan harga emas perhiasan dan kopi. Angka ini masih berada di bawah target Bank Indonesia sebesar 1,5%-3,5%.

“Kasus dasar kami sekarang adalah Bank Indonesia akan menurunkan suku bunga kebijakannya sebesar 25 basis poin dalam ketiga pertemuan tersisa tahun ini, diikuti oleh dua langkah lagi pada tahun 2025,” kata Tan.

Sumber

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here